Selasa, 13 Oktober 2009

Alat Pendidikan dalam Proses Pembelajaran

Alat Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Kontribusi Dari Ifdil Dahlani

(Kewibawaan, Kewiyataan, Keteladanan, Penguatan, tindakan Tegas yang Mendidik)
Pendidik dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 didefinisikan dengan tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Pendidik yang
merupakan pembahasan dalam penelitian ini adalah guru. Dalam keseharian kata “guru” dipakaikan untuk seseorang
yang bertugas sebagai pendidik pada sekolah dasar sampai tingkat menengah.
Guru memiliki berbagai tugas selain sebagai pengajar juga sebagai pembimbing, pelatih, pembina, teman dan orang tua
dari siswa. Membimbing adalah wewenang dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran Depdikbud (1995:8).
Tugas yang dilakukan guru tersebut secara umum sering dikatakan sebagai pengajar dan pendidik saja. Lebih jauh
Dimyati dan Mudjiono (1998:238) menjelaskan bahwa guru adalah pendidik yang membelajarkan siswa. Tugas mendidik
ini merupakan hal yang berat bagi guru, karena ia berkaitan dengan penanaman nilai, etika dan moral bagi anak/siswa.
Dalam proses pembelajaran menurut Depdikbud (1995:10), guru selain menggunakan alat pembelajaran dan bimbingan,
Lebih jauh Prayitno (2003) mengatakan bahwa; guru juga menggunakan alat pendidikan dalam proses pembelajaran,
yang akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik
tercegah dari berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran.



Fungsi pencegahan, menurut Syahril dan Riska Ahmad (1986:59) adalah usaha yang dilakukan untuk tidak timbulnya
hambatan/gangguan terhadap upaya pengembangan potensi siswa. Tujuan pencegahan menurut George Albee (dalam
Prayitno & Erman Amti 1999:203) adalah untuk; (1) menghindari kondisi bermasalah pada diri siswa, (2) menurunkan
faktor organik stres pada diri siswa, dan (3) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan penilaian terhadap diri
sendiri oleh siswa.
Studi yang dilakukan di Michigan, Philadelphia tentang anak yang ditelantarkan dan pengangguran memperlihatkan
bahwa penyesuaian sosial mereka yang lebih baik serta pengendalian diri mereka lebih tinggi. Horner & McElhaney,
Burns & Consolvo (dalam Prayitno 1992:205). Sedangkan program pencegahan bahaya alkohol, dan pencegahan
bahaya AID, memperlihatkan bahwa program pencegahan membawa pengaruh positif, sehigga mereka mampu
merencanakan hidup lebih baik dan lebih mampu mencari pekerjaan yang lebih baik dan besar bayarannya. House &
Walter (dalam Prayitno 1993:205).
Sehubungan dengan fungsi pencegahan di atas, Prayitno dan Erman Amti (1999:203) menyatakan bahwa guru
diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang baik yang akan memberikan pengaruh positif terhadap individu siswa.
Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran harus dipelihara dan dikembangkan. Data Balitbangdiknas (2002), bahwa
kondisi ruang belajar nasional yang baik hanya 49,49 SD/SLTP dan 66,33 SLTA selebihnya masih kurang, hubungan
guru dan murid yang kurang serasi, semuanya akan menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam memperkembangkan
dirinya secara optimal di sekolah. Studi yang dilakukan IKIP Surabaya 1995 (dalam Dirjen Dikdasmen 2004:9)
menyimpulkan bahwa; siswa mengulang kelas disebabkan oleh ketidakmampuan mereka mengikuti proses
pembelajaran di kelasnya disebabkan (1) pola pembelajaran kurang menarik, (b) bekal awal/prasyarat belajar kurang
memadai (c) sarana yang dimiliki siswa dan sekolah kurang memadai. Dari sudut “pencegahan”, pola, sarana, dan
suasana pembelajaran sebagaimana tersebut di atas perlu diperhatikan dan diperbaiki. (Dirjen Dikdasmen 2004:9)
Salah satu usaha guru dalam memperbaiki lingkungan sekolah tersebut di atas agar memberikan pengaruh yang
membimbing kepada siswa adalah melalui penerapan alat-alat pendidikan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya,
Prayitno (2003) menyebutkan lima alat pendidikan yakni: kewibawaan, kasih sayang dan kelembutan, keteladanan,
penguatan, dan ketegasan yang mendidik (membimbing). Alat-alat pendidikan tersebut, sekaligus dapat digunakan guru
sebagai alat membimbing siswa dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar tersebut menyenangkan bagi
siswa dan memotivasinya untuk lebih giat dalam belajar.
a. Kewibawaan
Upaya untuk mencapai keberhasilan belajar mengajar di sekolah ditunjang oleh banyak faktor. Salah satunya adalah
kewibawaan. Kewibawaan yang efektif menurut Charles Schaefer (1996:86) didasarkan atas pengetahuan yang lebih
utama atau keahlian yang dilaksanakan dalam suatu suasana kasih sayang dan saling menghormati. Karenanya, guru
diharapkan memiliki kewibawaan agar mampu membimbing siswa kepada pencapaian tujuan belajar yang
sesungguhnya ingin direalisasikan. Wens Tanlain dkk. (1996:78) lebih tegas menjelaskan bahwa kewibawaan adalah
adanya penerimaan, pengakuan, kepercayaan siswa terhadap guru sebagai pendidik yang memberi bantuan, tuntunan
dan nilai-nilai manusiawi.
BK | Bimbingan dan Konseling Indonesia
http://konselingindonesia.com Menggunakan Joomla! Generated: 14 May, 2009, 07:40Seorang guru menurut Hadiyanto (2004:30), merupakan manusia terhormat dalam segala aspek, yang harus menjadi
suri tauladan di kelas dan di luar kelas, baik dalam hal kemampuan berpikir, bersikap, maupun bertutur kata yang
tercermin dari tingkah lakunya.
T. Raka Joni (1982:65) menyatakan bahwa karakteristik guru meliputi: (a) penguasaan materi yang mantap, (b) sepenuh
hati menyukai bidangnya, (c) menguasai pelbagai strategi pembelajaran, (d) mampu mengelola kegiatan pembelajaran
secara klasikal, kelompok dan individual (e) mengutamakan standar prestasi yang tinggi untuk siswa dan dirinya, dan (f)
dekat dan suka bergaul dengan siswa. Dengan demikian, guru harus memiliki kemampuan, keterampilan, pandangan
yang luas serta harus memiliki kewibawaan dan kesungguhan melaksanakan tanggung jawabnya.
Kewibawaan guru tersebut di atas harus didasarkan pada proses internalisasi pada diri peserta didik. Menurut T. Raka
Joni (1985:66) bahwa proses internalisasi tercermin pada pendekatan guru yang dekat dengan siswa, luwes tetapi tegas
dan sistematis dalam pengaturan kerja. Artinya bahwa proses internalisasi pada diri peserta didik berlangsung melalui
diaktifkannya kekuatan yang ada pada mereka melalui pendekatan yang digunakan guru yaitu kekuatan berpikir,
merasakan dan berpengalaman yang semuanya itu terpadu dalam bentuk pertimbangan-pertimbangan yang matang
terhadap apa yang akan dilakukan.
Prayitno (2002:14) menyatakan bahwa dalam proses pendidikan ada kedekatan antara pendidik dan peserta didik.
Hubungan antara pendidik dan peserta didik haruslah mengarah kepada tujuan-tujuan instrinsik pendidikan, dan
terbebas dari tujuan-tujuan ekstrinsik yang bersifat pamrih untuk kepentingan pribadi pendidik. Lebih jauh Prayitno
(2002:14) menjelaskan bahwa pamrih-pamrih yang ada, selain dapat merugikan dan membebani peserta didik,
merupakan pencederaan terhadap makna pendidikan dan menurunkan kewibawaan pendidik. Sejalan dengan itu,
Muhibbin Syah (1997:221) menyatakan bahwa wibawa guru di mata murid kian jatuh. Khususnya di sekolah-sekolah
kota yang hanya menghormati guru apabila ada maksud-maksud tertentu seperti untuk mendapatkan nilai tinggi dan
dispensasi.
Syaiful Bahri Jamarah (1994:64) mengemukakan:
Wibawa dan citra guru harus ditegakkan, namun tidaklah dapat dipungkiri bahwa kenyataan citra guru berubah sesuai
perubahan sosiokultural masyarakat, sehingga citra guru larut dalam perubahan. Tentu yang perlu dipikirkan bahwa
perubahan sosiokultural akan terus berlanjut, gurupun perlu mengambil hikmahnya dan menerima perubahan tersebut
dari segi-segi positifnya, agar citra guru berubah kearah yang lebih baik sehingga tidak merusak citra dan wibawa guru.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kewibawaan adalah merupakan tonggak utama yang harus dimiliki
seorang guru sebagai pendidik dan pembimbing. Dengan kewibawaan yang dipunyai guru berarti memiliki kemampuan
lebih, berpenampilan menarik, mempunyai kekuatan dan keahlian yang berhubungan dengan pembelajaran yang
meliputi: penguasaan materi pelajaran, kemampuan mengelola kelas, kedekatan dengan siswa, bertanggungjawab dan
sungguh-sungguh, sehingga dengan demikian guru akan dijadikan sebagai panutan, contoh, bapak, dan teman yang
disegani oleh siswa. Maka guru yang memiliki wibawa dalam pembelajaran akan mengutamakan pembelajarannya lebih
bersifat sosial-psikologis-akademik; bukan material-ekonomis-fisik; intensitas pembela-jaran disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi peserta didik, tidak terkesan memanjakan (karena terlalu banyak) atau mengabaikan (karena
terlalu sedikit).
b.Kewiyataan (kasih sayang dan kelembutan)
Dalam proses pembelajaran di kelas, Jalaluddin Rahmat (1985:53) menyatakan bahwa:
Interaksi dalam proses pembelajaran merupakan suatu hubungan interpersonal yang untuk mengembangkannya
menjadi suatu pola kerjasama yang baik diperlukan syarat sebagai berikut: (1) sikap percaya, (2) sikap sportif, dan (3)
sikap terbuka. Dengan adanya sikap percaya, sportif dan terbuka akan mengarah kepada hubungan atau interaksi
pembelajaran yang menumbuhkan sikap saling menghargai, menghormati yang pada akhirnya akan bermuara pada
timbulnya rasa kasih sayang antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Puskurbangdik (2002) guru diharapkan mewarnai proses pembelajaran dengan menyenangkan, sifat rasa kasih
sayang, kelembutan, dan suasana menyejukkan dalam hubungan antara pendidik dan peserta didik. Menurut (Benjamin
Spock 1982:58), kasih sayang dan kelembutan akan mendorong lusinan tindakan yang spontan dan produktif dari
peserta didik.
Sehubungan dengan kasih sayang dan kelembutan, Prayitno (2002) menyatakan bahwa;
dapat terwujud melalui ketulusan, penghargaan, dan pemahaman secara empatik terhadap siswa sebagai pribadi. Hal
itu semua, tidak mungkin diwujudkan melalui kekerasan, amarah, arogansi, kemunafikan, atau kegiatan yang secara
langsung ataupun tidak langsung, nyata atau terselubung, merugikan dan/atau menyulitkan peserta didik.
Menurut Watten B. (dalam Sahertian 1994) bahwa guru adalah pembawa rasa kasih sayang, pembina dan pemberi
layanan.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Muhhamad Suwaid (2002:41) bahwa; kasih sayang dan sikap lemah lembut,
dan ramah yang dimiliki guru, akan membuat peserta didik mendapatkan rasa aman, nyaman dan tenteram dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Perasaan menyenangkan dan suasana penuh keakraban dalam proses pembelajaran menurut Fuad bin Abdul Aziz Al-
Syaihub (2005:26) akan mengusir kebosanan dan memberikan sedikit rasa segar kepada siswa dan merubah suasana
kering menjadi hangat dan santai.
Dari pendapat dan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, apabila telah terjalin ikatan kasih sayang dan kelembutan
cinta antara guru dan siswa akan menimbulkan rasa percaya, terbuka, menghormati dan menghargai guru. Dengan
demikian kasih sayang, kelembutan dan suasana pembelajaran yang didapatkan siswa merupakan bentuk bimbingan
dari guru, akan mampu merangsang siswa untuk memberikan reaksi posistif, tindakan-tindakan kreatif, pengetahuan dan
pemikiran baru yang lebih maju dalam mencapai kemandirian, khususnya belajar.
c.Keteladanan
BK | Bimbingan dan Konseling Indonesia
http://konselingindonesia.com Menggunakan Joomla! Generated: 14 May, 2009, 07:40Menciptakan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas, guru dituntut menjadi sosok yang ideal.. Guru diharapkan
sebagai sosok yang dapat “digugu” dan “ditiru” Supriadi (dalam Hadiyanto 2004:11). Dalam proses pembelajaran dewasa
ini keteladanan guru terhadap siswa baik dalam bersikap maupun bertutur kata semakin menurun, Menurut Prayitno
(2002:23), hal ini tidak boleh terjadi, karena keteladanan guru terhadap diri siswa ini pada awalnya dimulai melalui
proses peniruan siswa terhadap guru yang menjadi panutan mereka.
Menurut Moh. Uzer Usman (1995:13), guru harus senantiasa memberikan keteladan yang baik kepada peserta didik.
Lebih jauh Ghouzali Saydam (1996:414) menyatakan bahwa ketauladanan sangat penting dalam pembentukan dan
pembinaan sumber daya manusia. Peranan ketauladanan amat menentukan keberhasilan seorang guru terhadap
peserta didiknya.
Prayitno (2002:23) menyatakan bahwa siswa cenderung meniru pendidik yang sukses. Pendidik sukses adalah teladan
bagi peserta didik. Lanjut Charles Schaefer (1996:16) bahwa:
Anak-anak merupakan peniru terbesar di dunia ini. Mereka terus-menerus meniru apa yang dilihat dan menyimpan apa
yang mereka dengar. Contoh teladan dapat lebih efektifr daripada kata-kata, karena teladan itu menyediakan isyarat-
isyarat non verbal yang berari menyediakan contoh yang jelas untuk ditiru.
Pendidik sukses menurut Prayitno (2002:23), perlu menjalankan berbagai peran yang keseluruhannya tertuju kepada
keberhasilan peserta didik. Oleh karena itu, menurut Wens Tanlain dkk. (1996:54), guru diharapkan dapat menampilkan
prilaku yang dapat dijadikan sebagai contoh, panutan dan keteladanan bertingkahlaku bagi siswa dalam kehidupan, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Posisi guru faktor penting/utama dalam proses pembelajaran. Seperti pernyataan Hadi Supeno (1999:39) guru secara
umum tetap memegang sentral utama dalam proses pendidikan persekolahan, walaupun dalam proses pendidikan
modern siswa lebih banyak belajar mandiri. Kehadiran guru sebagai tokoh, panutan dan keteladanan serta pembimbing
tidak dapat diganti dengan sumber-sumber belajar lainnya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pendapat di atas, adalah bahwa keteladan guru dalam pendidikan/proses
pembelajaran, merupakan hal yang mutlak adanya ditinjau dari segi penampilan, cara berpakaian, bersikap, tutur
bahasa atau perkataannya, kedisiplinan dan tanggungjawab. Dalam arti menyangkut perkataan, perbuatan dan tingkah
laku guru dalam keseharian, terutama tentunya dalam proses pendidikan.
d. Penguatan
Dalam proses pembelajaran, penguatan atau reinforcement adalah sesuatu hal yang penting dalam memberikan
motivasi yang lebih kuat pada siswa. Ellis (1978:20) mendefinisikan reinforcement sebagai berikut: A reinforcer is any
event which, when occurring in close temporal relationship to a response, increases the likelihood that the response will
be repeated in the future. Penguatan adalah semua peristiwa yang terjadi dalam rentangan waktu yang terdekat untuk
meningkatkan kecenderungan pengulangan respon yang telah dilakukan.
Sama dengan yang dikemukakan Prayitno (2002:34) bahwa:
Penguatan (reinforcement) merupakan upaya untuk mendorong diulanginya lagi (sesering mungkin) tingkah laku yang
dianggap baik oleh si pelaku. Penguatan diberikan dengan pertimbangan: tepat sasaran, tepat waktu dan tempat, tepat
isi, tepat cara, dan tepat orang yang memberikannya.
Lefrancois (1994), menyatakan bahwa secara umum ada dua bentuk penguatan atau reinforcement yaitu reinforcement
positif dan negatif. Wolfolk (1995) juga menyatakan bahwa reinforcement kepada siswa dalam proses pembelajaran
dapat diberikan melalui perhatian yang memadai dari guru kepada siswa. Reinforcement juga dirasakan penting
terutama dalam proses pembelajaran sosial. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Glover and Roger (1990) bahwa
reinforcement dan pemberian respon merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembelajaran terhadap siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dinyatakan bahwa reinforcement yang diberikan kepada siswa
baik positif maupun negatif dengan prosedur yang tepat akan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran
siswa.
Selain hal di atas, dalam proses pembelajaran guru juga tidak terlepas dari penerapan prinsip-prinsip belajar. Dimyati &
Muljiono (1999:42) menyebutkan prinsip belajar antara lain adalah: 1) perhatian dan motivasi, 2) keaktifan, 3)
keterlibatan langsung/pengalaman, 4) pengulangan, 5) tantangan, 6) balikan dan penguatan, 7) perbedaan individu.
Implikasi prinsip belajar tersebut bagi guru adalah pemberian perhatian dan motivasi sebagai penguatan bagi diri individu
(siswa) terhadap prestasi maupun hal-hal positif yang telah dilakukan atau dicapainya.
Kesimpulan, bahwa guru yang membimbing adalah guru yang mampu memberikan penguatan secara tepat sasaran,
tepat waktu dan tempat, tepat isi, tepat cara, dan tepat orang yang memberikannya pada siswanya. Dalam arti kapan,
siapa siswanya dan hal seperti apa yang seharusnya diberikan penguatan secara posistif; dalam arti agar siswa tersebut
mengulangi dan mempertahankan hal-hal baik yang telah diperolehnya, dan memberikan penguatan negatif; agar siswa
meninggalkan hal-hal negatif dan berupaya melakukan perbaikan kepada hal-hal yang positif. Sehingga siswa merasa
diperhatikan, dibimbing, diarahkan dan dimotivasi untuk melakukan tindakan pengembangan, pengayaan dan perbaikan
(remedial) untuk dirinya.
e. Tindakan tegas yang mendidik
Pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan peserta didik tidak selayaknya diabaikan atau dibiarkan, melainkan
diperhatikan dan ditangani atau diberikan tindakan tegas secara proporsional. Menurut Thomas Amstrong (2003:160)
yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan tindakan terhadap kondisi yang berbeda dari setiap siswa. Menurut Wens
Tanlain dkk. (1996:56) tindakan tegas mendidik dapat berupa teguran dan hukuman. Teguran digunakan untuk
mengoreksi tingkah laku yang tidak sesuai dengan perintah atau larangan, yang bertujuan menyadarkan anak didik dari
tingkah laku kurang tepat serta akibatnya. Masih menurut Wens Tanlain dkk. (1996:57), hukuman adalah merupakan
alat pendidikan istemewa sebab membuat anak didik menderita. Hukuman diberikan pada siswa karena melakukan
kesalahan, agar siswa tidak lagi melakukannya.
BK | Bimbingan dan Konseling Indonesia
http://konselingindonesia.com Menggunakan Joomla! Generated: 14 May, 2009, 07:40Pelaksanaan hukuman sebaiknya dihindari. Menurut Davis (1989:65) hukuman dapat menyakitkan secara fisik maupun
psikologis. Lebih jauh Hasan Langgulung (1995:44) mengatakan bahwa hukuman jasmani telah dikritik pendidik modern,
karena menimbulkan kebencian murid kepada guru. Syaiful Bahri Jamarah (1994:47) menegaskan bahwa hukuman
yang tidak mendidik adalah berupa memukuli siswa yang bersalah hingga mengalami luka. Tindakan tidak mendidik ini
konsekunsinya, siswa akan memusuhi guru dan prestasi belajar dengan guru yang pernah memukulnya menjadi rendah.
Hal yang sama dengan Wens Tanlain dkk. (1996:57) menyatakan bahwa sebaiknya hindari menggunakan tindakan
tegas yang berhubungan dengan badan dan perasaan, karena dapat mengganggu hubungan kasih sayang antara guru
(pendidik) dengan siswa.
Tindakan tegas guru terhadap pelanggaran atau kesalahan terhadap peserta didik (siswa) perlu dilaksanakan. Dikatakan
Charles Schaefer (1996:113) makin cepat anak menerima sanksi (hukuman) sesudah satu tingkah laku, maka makin
efektif sanksi-sanksi itu mengubah tingkah laku itu. Lebih jauh Benyamin Spock (1982:259) menyatakan bahwa tindakan
semacam itu akan mampu membentuk watak siswa yang memiliki budi pekerti baik. Kalau guru telah segan bertindak
tegas terhadap siswa maka kewibawaan mereka akan berkurang.
Menurut Thomas Amstrong (2003:161) ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menangani perilaku siswa yaitu:
(a) bicara kepada siswa, (b) memberikan contoh atau teladan bagi siswa, (c) sediakan konseling pribadi, (d) buat
konseling bersama teman-teman sebaya, dan (e) kembangkan kontak pribadi guru dengan siswa.
Kesimpulan, bahwa tindakan tegas terhadap siswa yang melakukan pelanggaran atau kesalahan, perlu dilaksanakan
dengan pendekatan yang bermuatan pendidikan agar dapat mendorong si pelanggar untuk menyadari kesalahannya
dan memiliki komitmen untuk memperbaiki diri sehingga pelanggaran atau kesalahan itu tidak terulang lagi. Penggunaan
tindakan tegas yang mendidik terhadap siswa, akan tetap menyuburkan kasih sayang, dapat menyadarkan siswa akan
kesalahannya, mengembangkan hubungan yang harmonis dengan siswa, dan mampu membentuk budi pekerti yang
baik pada siswa, serta tetap menghargai dan menghormati guru, sehingga kewibawaan guru tetap terpelihara.
BK | Bimbingan dan Konseling Indonesia
http://konselingindonesia.com Menggunakan Joomla! Generated: 14 May, 2009, 07:40

Kedudukan Guru

Ringkasan
1. Kedudukan Guru
2. Beberapa Ketrampilan Mengajar
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan
Dosen : Dra Suharni M. Pd.






Disusun oleh :
Teguh Wibowo
NIM : 08144600117


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
2008
KEDUDUKAN GURU

A. Makna Guru
Guru adalah orang yang memeberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditemat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa jiga di masjid, di musolla, di rumah dan sebagainya. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga diluar sekolah. Pembinaan yang harus diberikan puntidak hanya kelompok ( klasikal), tetapi juga secara individual. Dengan kata lain guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.

B. Persyaratan Guru
Menjadi guru menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat (1992 : 41) harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini :
1. Taqwa kepada Allah swt.
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam, tidak mungkin mendidik anak didik agar bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertaqwa kepadaNya. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya sebgaimana Rosulullah saw menjadi teladan bagi umatnya.
2. Berilmu
Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar. Kecuali dalam keadaan darurat, misalnya jumlah anak didik sangat menigkat sedangkat jumlah guru jauh dari mencukupi, maka terpaksa menyimpang untuk sementara, yakni menerima guru yang belum berijazah. Tetapi dalam keadaan normal ada patokan bahwa makin tinggi pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi pula derajat masyarakat.
3. Sehat Jasmani
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit menular, umpamanya sangat membahayakan anak didiknya. Di samping itu guru yang berpenyakit tidak akan bergairah dalam mengajar.

4. Berkelakuan Baik
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus menjadi teladan karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin dapat dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. Yang dimaksud dengan akhlak mulia adalah akhlak yang sesuia dengan ajaran Islam, seperti mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang, berwibawa, gembira, bersifat manusiawi, bekerjasama dengan guru-guru lain, bekerjasama dengan masyarakat.

C. Tanggung Jawab Guru
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didiknya agar dimasa yang akan dating menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Sesungguhnya guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yang menurut Wens Tanlain dan kawan-kawan (1989 : 31) ialah :
1. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan.
2. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas bukan menjadi beban baginya).
3. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul (kata hati).
4. Menghargai orang lain, termasuk anak didik.
5. Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat akal).
6. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

D. Tugas Guru
Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan membangun bangsa dan Negara. Dan dalam kenyataannya tugas guru antara lain :
a. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi.
b. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik.
c. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.
d. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
e. Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Dengan begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan social.
f. Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila.

E. Kepribadian Guru
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai dengan ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi persoalan.
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figure yang paripurna. Itulah kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal. Profil guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, yang membatasi tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah

F. Peranan Guru
1. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan nilai yang buruk.
2. Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
3. Informator
Sebagai informatory, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
4. Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan lain-lain. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.
5. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.
6. Inisiator
Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahan dan teknologi di bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki sesuai kemajuan media komunikasi dan informasi abad ini.
7. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar.


8. Pembimbing
Peranan sebagai pembimbing harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan anak didik akan mengalami kesulita dalam menghadapi perkembangan dirinya.
9. Demonstrator
Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami oleh anak didik, guru harus berusaha dengan membnatunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik.

10. Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik akanmenghambat kegiatan pengajaran. Anak didik tidka mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas.
11. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahun dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun meteriil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengekfektifkan proses interaksi edukatif. Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak didik.
12. Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendanya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.
13. Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penialian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (values). Penilaian terhadap anak didik tentu lebih diutamakan daripada penilaian terhadap jawaban anak didik ketika diberikan tes. Anak didik yang berprestasi belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi, penilaian itu pada hakekatnya diarahkan pada perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap.
Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga enilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua kegiatan ini akan mendapatkan umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan interaksi edukatif yang telah dilakukan.
G. Kode Etik Guru
Etika artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi, “kode etik guru” diartikan sebagai “aturan tata susila keguruan”. Menurut Westby Gibson, kode etik (guru) dikatakan sebagai suatu statemen formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru.
Berikut akan dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil rumusan kongres PGRI XIII di Jakarta :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam nenerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya demi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara hokum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.





















BEBERAPA KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR

A. Ketrampilan Memberi Pengutan (Reinforcement)
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal adanya “hadiah” . Pemberian hadiah tersebut secara psikologis akan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Demikian juga halnya dengan hukuman yang diberikan seseorang karena teah mencuri, menyontek, tidak mengerjakan tugas dan lain-lain yang pada dasarnya juga akan berpengaruh terhadap tingkah laku orang yang menerima hukuman. Baik pemberian hadiah maupun pemberian hukuman merupakan respon seseorang kepada orang lain karena perbuatannya.
1. Penguatan di dalam kelas
a. Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila pemberian penguatan digunakan secara selektif.
b. Memberi motivasi kepada siswa.
c. Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingah laku siswa yang mengganggu, dan meningkatkan cara belajar yang produktif.
d. Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri sendiri dalampengalaman belajar.
e. Mengarahkan terhadap pengembangan berpikir yang divergen (berbeda) dan pengambilan inisiatif yang bebas.
2. Aplikasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin, bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru. Pemberian penguatan dapat dilakukan :
a. Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang menjadi tujuan diskusi.
b. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan tulis.
c. Menyelesaikan hasil kerja yang baik.
d. Bekerja dengan kualitas kerja yang baik(kerapian, ketelitian, keindahan, dan mutu materi).
e. Perbaikan pekerjaan (dalam kualitas, hasil atau penampilan).
f. Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis).
g. Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).
3. Pola Penguatan
Pola dasar pemberian penguatan adalah pola berkesinambungan dan pola sebagiansebagian. Penguatan yang berkesinambungan adalah penguatan yang seratus persen dibutuhkan bagi tingkah laku kelas tertentu. Sedangkan penguatan yang sebagian-sebagaian, adalah penguatan yang diberikan terhadap respon tertentu tetapi tidak keselurhan.
4. Komponen pemberian penguatan
a. Penguatan verbal
Pujian dan dorongan yang diucapkan oleh guru untuk respon atau tingkah laku siswa adalah penguatan verbal.
b. Penguatan gestural
Pemberian penguatan gestural sangat erat sekali dengan pemberian penguatan verbal. Ucapan atau komentar yang diberikan guru terhadap respon, tingkah laku, pikiran siswa dapat dilakukan dengan mimik yang cerah, dengan senyum, acungan jempol dan lain-lain. Semua gerakan tubuh tersebut adalah merupakan bentuk pemberian penguatan gestural.
c. Penguatan kegiatan
Penguatan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi bila guru menggunakan suatu kegiatan atau tugas, sehingga siswa dapat memilihnya sebagai suatu hadiah atas suatu pekerjaan sebelumnya.
d. Penguatan mendekati
Contoh penguatan mendekati berdiri di samping siswa, berjalan dekat siswa, duduk dekat kelompok diskusi, dan berjalan maju.
e. Penguatan sentuhan
Penguatan sentuhan adalah merupakan penguatan yang terjadi bila guru secara fisik menyentuh siswa, misalnya menepuk bahu, berjabat tangan yang semuanya ditujukan untuk pengahrgaan penampilan, tingkah laku atau kerja siswa.
f. Penguatan tanda
Penguatan tanda yang berbentuk tulisan misalnya komentar tertulis terhadap pekerjaan siswa, ijazah, sertifikat, tanda penghargaan yang berupa tulisan.
5. Model penguatan
a. Penguatan seluruh kelompok
Pemberian penguatan kepada seluruh anggota kelompok dalam kelas dapat dilakukan secara terus-menerus.
b. Penguatan yang ditunda
Penundaan penguatan pada umumnya kurang efektif bila dibandingkan dengan pemberian secara langsung. Tetapi penundaan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penjelasan atau isyarat verbal, bahwa penghargaan itu ditunda dan akan diberikan kemudian.
c. Penguatan partial
Penguatan partial sama dengan penguatan sebagian-sebagian atau tidak berkesinambungan, diberi kepada siswa untuk sebagian dari responnya.
d. Penguatan Perorangan
Penguatan perorangan merupakan pemberian penguatan secara khusus, misalnya menyebut kemampuan, penampilan dan nama siswa yang bersangkutn lebih efektif daripada tidak menyebut apa-apa.
6. Prinsip penguatan
a. Hangat dan antusias
Kehangatan dan keantusiasan adalah bagian yang tampak dari interaksi guru-siswa
b. Hindari penggunaan penguatan negative
Walaupun pemberian hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi, penampilan dan tingkah laku siswa namun pemberian itu memiliki akibat yangsangat komplek, dan secara psikologis agak kontaversial, karena itu sebaiknya harus dihindari.
c. Penguatan bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya, dan diberikan secara hangat dan antusias.
d. Bermakna
Guru menggunakan kalimat : “pekerjaanmu bagus” . Siswa menjadi curiga dan bahkan merasa diejek karena sadar bahwa pekerjaannya tidak bagus. Akibatnya pemberian penguatan menjadi tidak bermakna, karena guru kurang hangat dan antusias.

B. Ketrampilan Bertanya
Kelancaran bertanya (fluency) adalah merupakan jumlah pertanyaan yang secara logis dan relevan diajukan guru kepada siswa di dalam kelas. Pemberian waktu (pausing) untuk berfikir setelah guru bertanya merupakan factor yang penting. Pemberian waktu ini akan menhasilkan beberapa keuntungan di antara siswa yang merespon bertambah, banyak pikiran muncul, siswa berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya, banyak siswa bertanya bertambah, atau guru cenderung meningkatkan variasi bertanya.
1. Penguatan ketrampilan bertanya dasar
a. Tujuan
1) Untuk meningkatkan perhatian dan rasa inign tahu siswa terhadap satu topic.
2) Menfokuskan perhatisn pada suatu konsep masalah tertentu.
3) Mengembangkan belajar secara aktif.
b. Penyusunan kata-kata
Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang cocok dengan tingkat perkembangan kelompok.
c. Struktur
Selama diskusi berlangsung usahakan guru memberi informasi yang relevan denagn tugas siswa, baik sesudah atau sebelum pertanyaan-pertanyaan.

d. Pemusatan
Ada dua aspek yang dapat diambil dari komponen pemusatan ini. Pertama, terhadap ruang lingkup pertanyaan yangluas (terbuka), atau yang sempit. Kedua, ialah pemusatan jumlah tugas siswa sebagai akibat dari pertanyaan guru.
e. Pindah gilir
Setelah mengajukan pertanyaan untuk seluruh anggota kelas, kemudian guru dapat meminta salah satu siswa untuk menjawabnya dengan cara memanggil namanya atau dengan menunjuk, mengangguk dan senyum.
f. Distribusi
Untuk melibatkan siswa secara langsung dalam pelajaran, disarankan mendistribusikan pertanyaan secara random (acak) selama proses belajar mengajar berlangsung.
g. Pemberian waktu
Tiap siswa berbeda dalam kecepatan merespon pertanyaan dan berbeda pula tingkat kemampuan berbicara secara jelas. Salah satu cara adalah dengan memberi waktu berpikir dalam beberapa detik setelah pertanyaan diajukan kepada seluruh anggota kelas dan sebelum menunjuk siswa tertentu untuk menjawabnya.
h. Hangat dan antusias
Kehangatan dan antusias yang diperlihatkan guru terhadap jawaban siswa, punya arti penting dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam pelajaran.
i. Prompting
Adalah cara yang dilakukan guru untuk menuntun (promp) siswa memberikan jawaban dengan baik dan benar atas pertanyaan yang guru ajukan.
j. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif
Kebanyakan pertanyaan yang diberikan guru hanya menanyakan fakta. Karenanya masih diperlukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk dapat membedakan, menganalisa, dan mengambil keputusan.
k. Hal-hal yang perlu dihindari
1) Mengulangi pertanyaan sendiri
2) Mengulangi jawaban siswa
3) Menjawab pertanyaan sendiri
4) Meminta jawaban serentak

2. Ketrampilan bertanya lanjut
a. Penguatan dalam kelas
1) membantu ketrampilan siswa untuk belajar mengorganisasikan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh.
2) Mengingatkan kemampuan siswa dalam menyusun dan mengeluarkan jawaban yang beralasan terhadap pertanyaan guru.
3) Mendorong siswa untuk mengembangkan pikirannya dan cepat mengemukakan pendapat secara tibal balik dengan siswa lain.
4) Memberi kesempatan kepada semua siswa dan guru untuk mendapatkan pengalaman sukses.
b. Variasi taksonomi
1) Recall (mengingat kembali)
2) Pemahaman (comprehention)
3) Aplikasi
4) Analisis
5) Sintetis
6) Evaluasi
c. Pemberian waktu
Pada ketrampilan bertanya lanjut, pemberian waktu memberi arti tambahan dan makna khusus. Pemberian waktu dapat dilakukan dengan dua cara, yakni segera setelah guru bertanya dan setelah siswa memberi jawaban dari pertanyaan yang komplek.
d. Meningkatkan interaksi antara siswa
Guru mempunyai peranan penting dalam meningkatkan saling tukar pendapat antarsiswa. Caranya adalah dengan meminta siswa memberi komentar atau mengembangkan respon pertama.

C. Ketrampilan Variasi
Ketrampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu :
1. Variasi dalam gaya mengajar
2. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran
3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa
Ketrampilan dalam variasi ini lebih luas penggunaannya dari pada ketrampilan lainnya, karena merupakan ketrampilan campuran dengan ketrampilan yang lain.

1. Penguatan dalam kelas
a. Tujuan
b. Prinsip penguatan
2. Komponen variasi
a. Variasi gaya mengajar
1) Variasi suara
2) Penekanan
3) Pemberian waktu
4) Kontak pandang
5) Gerakan anggota badan
6) Pindah posisi
b. Variasi media dan bahan ajaran
1) Variasi media pandang
2) Variasi media dengar
3) Variasi media taktil
c. Variasi interaksi

D. Ketrampilan Menjelaskan
1. Tujuan memberikan penjelasan
2. Alasan perlunya guru menguasai ketrampilan menjelaskan
3. Penguatan dalam kelas
4. Komponen ketrampilan menjelaskan
a. Analisis dan perencanaan penjelasan
1) Isi pesan
2) Penerima pesan
b. Penyajian suatu penjelasan
1) Kejelasan
2) Penggunaan contoh
3) Penekanan
4) Umpan balik

E. Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1. Penguatan dalam kelas
a. Tujuan
b. Prinsip-prinsip penggunaan
2. Komponen ketrampilan
a. Ketrampilan membuka pelajaran
1) Menarik perhatian dan menimbulkan motivasi
2) Memberi acuan dan membuat kaitan
b. Ketrampilan menutup pelajaran
1) Review
2) Evaluasi

F. Ketrampilan dalam Mengelola Kelas
1. Pengertian
a. Pendekatan kekuasaan
b. Pendekatan ancaman
c. Pendekatankebebasan
d. Pendekatan resep
e. Pendekatan pengajaran
f. Pendekatan pengubahan tingkah laku
g. Pendekatan sosioemsional
h. Pendekatan proses kelompok
i. Pendekatan pluralistic
2. Tujuan
a. Untuk anak didik
b. Untuk guru
3. Prinsip penguatan
a. Hangat dan antusias
b. Tantangan
c. Bervariasi
d. Keluwesan
e. Penekanan pada hal-hal yang positif
f. Penanaman disiplin diri
4. Komponen ketrampilan
a. Ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
1) Sikap tanggap
2) Membagi perhatian

b. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
1) Modifikasi tingkah laku
2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara, memperlancar tugas-tugas (mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas) dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

G. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
1. Kelebihan dan keterbatasan
a. Kelebihan
1) Kelompok memiliki sumber yang lebih banyak daripada individu
2) Anggota kelompok sering diberi masukan dan motivasi dari anggota lain, yang berusaha agar sumbangan pikiran bermanfaat untuk keberhasilan kelompok.
3) Kelompok dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik.
4) Anggota kelompok mempunyai ikatan yang kuat terhadap eputusanyang diambil dengan melalui keterlibatannya dalam diskusi.
5) Partisipasi dalam diskusi akan meningkatkan saling pengertian antarindividu dalam satu kelompok dan dalam kelompok yang lain.
b. Keterbatasan
1) Diskusi memakan waktu
2) Pemborosan waktu
3) Diskusi dapat menekan pendirian
2. Penguatan dalam kelas
a. Diskusi harus dilakukan dalam suasana terbuka
b. Perlunya perencanaan yang meliputi;
1) Pemilihan topic atau masalah yang akan didiskusikan
2) Dapat memastikan bahwa guru dan anak didik telah memiliki latar belakang informasi untuk mendiskusikan topic secara baik
3) Diskusi kelompok kecil harus dipersiapkan secara baik
4) Ditetepkan besarnya kelompok
5) Pengaturan tempat duduk.
3. Komponen Ketrampilan
a. Pemusatan perhatian
b. Mengklarifikasi masalah
c. Menganalisis pandangan anak didik
d. Meningkatkan kontribusi
e. Membagi partisipasi
f. Menutup diskusi
g. Hal-hal yang perlu dihindari
1) Menyelenggarakan diskusi dengan topic yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pengetahuan anak didik
2) Membiarkan diskusi menyimpang jauh karena informasi pendahuluan yang tidak relevan
3) Membiarkan anak didik memonopoli diskusi
4) Gagal berdiskusi karena rendahnya sumbangan pikiran anggota

H. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
1. Rasional
Salah satu cara untuk meningkatkan kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), adalah dengan mengembangkan ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Ketrampilan ini akan meningkatkan pemahaman guru dan anak didik yang terlibat.
2. Pengertian
Pengajaran perorangn diartikan sebagai suatu proses di mana setiap anak didik dibantu mengembangkan kemajuan dalam mencapai tujuan berdasarkna kemampuan, pendekatan, dan bahan pelajaran.
3. Penguatan dalam kelas
a. Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
b. Ketrampilan mengorganisasi
c. Ketrampilan membimbing dan membantu
d. Ketrampilan kurikulum
e. Aplikasi ketrampilan
1) Situasi kelompok kecil
2) Pengajaran individu

Hukum Diplomatik dan Konsuler

Hukum Diplomatik dan Konsuler
Pengertian hukum diplomatik masih belum banyak diungkapkan, karena pada hakekatnya hukum diplomatik merupakan bagian dari Hukum Internasional yang mempunyai sebagian sumber hukum yang sama seperti konvensi-konvensi Internasional.
Diplomasi merupakan suatu cara komunikasi yang dilakukan antara berbagai pihak termasuk negoisasi antara wakil-wakil yang sudah diakui. Praktik-praktik negara semacam itu sudah melembaga sejak dahulu dan kemudian menjelma sebagai aturan-aturan hukum internasional. Namun pengertian secara tradisional kata ‘hukum diplomatik’ digunakan untuk merujuk pada norma-norma hukum internasional yang mengatur tentang kedudukan fungsi misi diplomatik yang dipertukarkan oleh negara-negara yang telah membina hubungan diplomatik, lain halnya dengan pengertian-pengertian sekarang yang bukan saja meliputi hubungan diplomatik dan konsuler antarnegara, tetapi juga keterwakilan negara dalam hubungannya dengan organisasi-organisasi internasional.
Dari pengertian sebagaimana tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan adanya beberapa faktor yang penting yaitu hubungan antara bangsa untuk merintis kerjasama dan persahabatan, hubungan tersebut dilakukan melalui pertukaran misi diplomatik termasuk para pejabatnya. Dengan demikian, pengertian hukum diplomatik pada hakikatnya merupakan ketentuan atau prinsip-prinsip hukum internasional yang mengatur hubungan diplomatik antar negara yang dilakukan atas dasar permufakatan bersama dan ketentuan atau prinsip-prinsip tersebut dituangkan didalam instrumen-instrumen hukum sebagai hasil dari kodifikasi hukum kebiasaan internasional dan pengembangan kemajuan hukum internasional.
Dalam perkembangannya, hukum diplomatik mempunyai ruang lingkup yang lebih luas lagi bukan saja mencakupi hubungan diplomatik antarnegara, tetapi juga hubungan konsuler dan keterwakilan negara dalam hubunganya dengan organisasi-organisasi internasional khususnya yang mempunyai tanggungjawab dan keanggotaannya yang bersifat global atau lazim disebut organisasi internasional yang bersifat universal. Bahkan dalam kerangka hukum diplomatik ini dapat juga mencakupi ketentuan-ketentuan tentang perlindungan keselamatan, pencegahan serta penghukuman terhadap tindak kejahatan yang ditujukan kepada para diplomat.
Para pejabat diplomatik yang dikirimkan oleh sesuatu negara ke negara lainnya telah dianggap memiliki suatu sifat suci khusus. Sebagai konsekuensinya, mereka telah diberikan kekebalan dan keistimewaan diplomatik, ini merupakan aturan kebiasaan hukum internasional yang telah ditetapkan, termasuk harta milik, gedung dan komunikasi. Untuk menunjukkan totalitas kekebalan dan keistimewaan diplomatik tersebut, terdapat 3 teory yang sering digunakan dalam hal ini, yaitu; exterritoriality theory, representative character theory dan functional necessity theory. Sifat dan prinsip tersebut itu diberikan kepada para diplomat oleh hukum nasional negara penerima. Pemberian hak-hak tersebut didasarkan resiprositas antarnegara dan ini mutlak diperlukan dalam rangka:
Mengembangkan hubungan persahabatan antarnegara, tanpa mempertimbangkan sistem ketatanegaraan dan sistem sosial mereka berbeda.
Bukan untuk kepentingan perseorangan tetapi untuk menjamin terlaksananya tugas para pejabat diplomatik secara efisien terutama dalam tugas dari negara yang mewakilinya.
Kekebalan dan keistimewaan diplomatik akan tetap berlangsung sampai diplomat mempunyai waktu sepantasnya menjelang keberangkatannya setelah menyelesaikan tugasnya di sesuatu negara penerima. Namun negara penerima setiap kali dapat meminta negara pengirim untuk menarik diplomatnya apabila ia dinyatakan persona non grata.
Esensial Hukum Internasional
Apa yang menjadi kepentingan hukum internasional adalah memberikan batasan yang jelas terhadap kewenangan negara dalam pelaksanaan hubungan antarnegara. Hal ini bertolak belakang dengan kepentingan penyelenggaraan politik internasional yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbesar kekuasaan. Karena itu, hukum bermakna memberikan petunjuk operasional perihal kebolehan dan larangan guna membatasi kekuasaan absolut negara.
Realitanya keterkaitan diantara kedua dimensi hubungan ini berujung kepada persoalan esensi hukum sebagai suatu kekuatan yang bersifat memaksa. Masalah efektifitas hukum dalam hubungan internasional ini menimbulkan dua konsekuensi yang secara diameteral saling bertolak-belakang. Pertama, struktur hukum nasional lebih tinggi dari pada hukum internasional. Pemahaman ini membawa implikasi hukum internasional terhadap kebijakan domestik suatu negara akan diukur berdasarkan sistem hukum nasional. Di sini hukum internasional baru akan berlaku jika tidak bertentangan dengan kaedah hukum nasional. Agar berlaku, hukum internasional juga perlu diadopsi terlebih dahulu menjadi hukum nasional, yaitu suatu proses yang dilakukan antara lain melalui ratifikasi. Dasarnya adalah doktrin hukum pacta sunc servanda di mana perjanjian berlaku sebagai hukum bagi para pihak. Perjanjian merefleksikan itikad bebas yang dicapai secara sukarela oleh subjek hukum internasional yang memiliki kesetaraan satu sama lain. Sebaliknya, hukum dinilai tidak dapat berfungsi secara efektif jika tidak ada keinginan negara untuk tunduk di bawah ketentuan yang diaturnya. Kemudian pemahaman kedua sementara itu mendalilkan bahwa hukum internasional otomatis berlaku sebagai kaedah hukum domestik yang mengikat negara tanpa melalui proses adopsi menjadi hukum nasional. Menurut paradigma ini, hukum internasional merupakan fondasi tertinggi yang mengatur hubungan antarnegara. Sumber kekuatan mengikat hukum internasional adalah prinsip hukum alam(costumary) yang menempatkan akal sehat masyarakat internasional sebagai cita-cita dan sumber hukum ideal yang tertinggi. Terlepas dari ada atau tidaknya persetujuan ini, secara yuridis negara dapat terikat oleh prinsip hukum internasional yang berlaku universal atau oleh kaedah kebiasaan internasional. Customary itu sendiri membuktikan bahwa praktek negara atas sesuatu hal yang sama dan telah mengkristal, sehingga diakui oleh masyarakat internasional memiliki implikasi hukum bagi pelanggaran terhadapnya.
Pengertian Hukum Diplomatik

Berbicara mengenai hukum diplomatik tentunya tidak dapat terpisah dari apa yang dinamakan dengan diplomasi. Diplomasi merupakan suatu cara komunikasi yang dilakukan antara berbagai pihak termasuk negosiasi antara wakil-wakil yang sudah diakui. Ada beberapa ahli yang mencoba untuk memberikan definis dari diplomasi, beberapa diantaranya adalah :
1.Random House Dictionary :
“The conduct by goverment officials of negotiations and other relations between nationas; the art of science of conducting such negotiations; skill in managing negotiations, handling of people so that there is little or no ill-will tact”.
2.Sir Ernest Satow :
“Diplomacy is the application of intelligence and tact to the conduct of official relations between the Goverments of Independent States, extending sometimes also to their relations with vassal states; or more briefly still, the conduct of business between States by peaceful means”.
3.Quency Wright ( dalam buku The Study of International Relations) memberikan batasan dalam 2 cara :
a. The employment of tact, shrewdness, and skill in any negotiation or transaction.
b. The art of negotiation in order to achieve the maximum of cost, within a system of politics in which war is a possibility.
4.Harold Nicholson :
a. The management of internal relations by means of negotiation.
b. The method by which these relations are adjusted and manage by ambassadors and
envoys.
c. The business of art of the diplomatist.
d. Skill or address in the conduct of international intercourse and negotiations.
5. Brownlie :
“...diplomacy comprises any means by which states establish or maintain mutual relations,
communicate with each other, or carry out political or legal transactions, in each case
through their authorized agents”.
Jika ditinjau dari pengertian secara tradisionalnya, hukum diplomatik digunakan untuk merujuk pada norma-norma hukum internasional yang mengatur tentang kedudukan dan fungsi misi diplomatik yang dipertukarkan oleh negara-negara yang telah membina hubungan diplomatik. Pengertian hukum diplomatik secara tradisional itu kini telah meluas karena hukum diplomatik sekarang bukan sekedar mencakup hubungan diplomatik dan konsuler antar negara, akan tetapi juga meliputi keterwakilan negara dalam hubungannya dengan organisasi-organisasi internasional.
Ada beberapa faktor penting yang didapatkan dari pengertian hukum diplomatik yang telah disebutkan sebelumnya diatas, yaitu :
Hubungan antar bangsa untuk merintis kerja sama dan persahabatan.
Hubungan itu dilakukan dengan pertukaran misi diplomatik.
Para pejabat yang bersangkutan harus diakui statusnya sebagai wakil diplomatik.
Dari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, maka pengertian hukum diplomatik pada hakikatnya merupakan ketentuan atau prinsip-prinsip hukum internasional yang mengatur hubungan diplomatik antar negara yang dilakukan atas dasar permufakatan bersama dan ketentuan atau prinsip-prinsip tersebut dituangkan dalam instrumen-instrumen hukum sebagai hasil dari kodifikasi hukum kebiasaan internasional dan pengembangan kemajuan hukum internasional.

B. Perkembangan Kodifikasi Hukum Diplomatik
Dalam pergaulan masyarakat, negara sudah mengenal semacam misi-misi konsuler dan diplomatik dalam arti yang sangat umum seperti yang dikenal sekarang pada abad ke-16 dan ke-17, dan penggolongan Kepala Perwakilan Diplomatik telah ditetapkan dalam Kongres Wina 1815 sebagai berikut :
1.Duta-duta besar dan para utusan (ambassadors and legate)
2.Minister plenipoteniary dan envoys extraordinary
3.Kuasa Usaha (charge d' affaires)
Dan setelah PBB didirikan pada tahun 1945, dua tahun kemudian telah dibentuk Komisi Hukum Internasional. Setelah tiga puluh tahun (1949-1979), komisi telah menangani 27 topik dan subtopik hukum internasional, 7 diantaranya adakah menyangkut hukum diplomatik, yaitu :
1.Pergaulan dan kekebalan diplomatik
2.Pergaulan dan kekebalan konsuler.
3.Misi-misi khusus
4.Hubungan antara negara bagian dan organisasi internasional
5.Masalah perlindungan dan tidak diganggu gugatnya pejabat diplomatik dan orang lain yang memperoleh perlindungan khusus menurut hukum internasional.
6.Status kurir diplomatik dan kantong diplomatik yang diikutsertakan pada kurir diplomatik.
7.Hubungan antara negara dengan organisasi internasional

C. Konvensi-konvensi PBB Mengenai Hukum Diplomatik
1. Konvensi Wina 1961 mengenai hubungan diplomatik
Setelah berdirinya PBB pada tahun 1945, untuk pertama kalinya pengembangan kodifikasi hukum internasional termasuk hukum diplomatik telah dimulai pada tahun 1949 secara intensif oleh Komisi Hukum Internasional khususnya mengenai ketentuan-ketentuan yang menyangkut kekebalan dan pergaulan diplomatik yang telah digariskan secara rinci.
Konvensi Wina 1961 ini terdiri dari 53 pasal yang meliputi hampir semua aspek penting dari hubungan diplomatik secara permanen antar negara. Di samping itu, juga terdapat 2 protokol pilihan mengenai masalah kewarganegaraan dan keharusan untuk menyelesaikan sengketa yang masing-masing terdiri dari 8-10 pasal. Konvensi Wina 1961 itu beserta dengan dua protokolnya telah diberlakukan sejak tanggal 24 April 1964 hingga 31 Desember 1987. Ada total 151 negara yang menjadi para pihak dalam Konvensi tersebut dimana 42 di antaranya adalah pihak dalam protokol pilihan mengenai perolehan kewarganegaraan dan 52 negara telah menjadi pihak dalam protokol pilihan tentang keharusan untuk menyelesaikan sengketa.
Pasal 1-19 Konvensi Wina 1961 menyangkut pembentukan misi-misi diplomatik, hak dan cara-cara untuk pengangkatan serta penyerahan surat-surat kepercayaan dari Kepala Perwakilan Diplomatik (Dubes); pasal 20-28 mengenai kekebalan dan keistimewaan bagi misi-misi diplomatik termasuk di dalamnya pembebasan atas berbagai pajak. Pasal 29-36 adalah mengenai kekebalan dan keistimewaan yang diberikan kepada para diplomat dan keistimewaan bagi anggota keluarganya serta staf pelayanan yang bekerja pada mereka dan pasal 48-53 berisi tentang berbagai ketentuan mengenai penandatanganan, aksesi, ratifikasi dan mulai berlakunya Konvensi itu.

2. Konvensi Wina 1963 mengenai hubungan konsuler
Untuk pertama kalinya usaha guna mengadakan kodifikasi peraturan-peraturan tentang lembaga konsul telah dilakukan dalam Konverensi negara-negara Amerika tahun 1928 di Havana, Kuba, di mana dalam tahun itu telah disetujui Convention on Consular Agents. Setelah itu, dirasakan belum ada suatu usaha yang cukup serius untuk mengadakan kodifikasi lebih lanjut tentang peraturan-peraturan tentang hubungan konsuler kecuali setelah Majelis Umum PBB meminta kepada Komisi Hukum Internasional untuk melakukan kodifikasi mengenai masalah tersebut.

3. Konvensi New York 1969 mengenai misi khusus
Konvensi ini Wina tahun 1961 dan 1963 telah mengutamakan kodifikasi dari hukum kebiasaan yang ada, sementara konvensi ini bertujuan untuk memberi peraturan yang lebih mengatur mengenai misi-misi khusus yang memiliki tujuan terbatas yang berbeda dengan misi diplomatik yang sifatnya permanen.

4. Konvensi New York mengenai pencegahan dan penghukuman kejahatan terhadap orang-
orang yang menurut hukum internasional termasuk para diplomat.
Dalam perkembangannya, hukum diplomatik telah mencatat kemajuan lebih lanjut dengan secara khusus mengharuskan melalui sebuah konvensi, suatu kewajiban penting bagi negara penerima untuk mencegah setiap serangan yang ditujukan pada seseorang, kebebasan dan kehormatan para diplomat serta untuk melindungi gedung perwakilan diplomatik. Dalam tahun 1971, Organisasi Negara-negara Amerika telah menyetujui suatu konvensi tentang masalah tersebut. Dalam sidangnya yang ke-24 dalam tahun 1971, sehubungan dengan meningkatnya kejahatan yang dilakukan kepada misi diplomatik termasuk juga para diplomatnya, Majelis Umum PBB telah meminta Komisi Hukum Internasional untuk mempersiapkan rancangan pasal-pasal mengenai pencegahan dan penghukuman kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang yang dilindungi secara hukum internasional. Konvensi mengenai masalah itu akhirnya disetujui oleh Majelis Umum PBB di New York pada tanggal 14 Desember 1973 dengan rseolusi 3166(XXVII).
Dalam mukadimahnya, ditekankan akan pentingnya aturan-aturan hukum internasional mengenai tidak boleh diganggu gugatnya dan perlunya proteksi secara khusus bagi orang-orang yang menurut hukum internasional harus dilindungi termasuk kewajiban-kewajiban negara dalam menangani dan mengatasi masalah itu. Konvensi New York 1973 ini terdiri dari 20 pasal dan walaupun hanya beberapa ketentuan tetapi cukup untuk mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan perlindungan dan penghukuman terhadap pelanggaran.

5. Konvensi Wina 1975 mengenai keterwakilan negara dalam hubungannya dengan
Organisasi Internasional yang bersifat universal.
Pentingnya perumusan konvensi ini sebenarnya didorong dengan adanya situasi dimana pertumbuhan organisasi internasional yang begitu cepatnya baik dalam jumlah maupun lingkup masalah hukumnya yang timbul akibat hubungan negara dengan organisasi internasional.
Dalam perkembangannya lebih lanjut, ada permasalahan dalam persidangan tahun 1971 yang mengajukan tiga masalah, yaitu :
1.Dampak yang mungkin terjadi dalam keadaan yang luar biasa seperti tidak adanya pengakuan, tidak adanya putusan, hubungan diplomatik dan konsuler atau adanya pertikaian senjata di antara anggota-anggota organisasi internasional itu sendiri.
2.Perlu dimasukkannya ketentuan-ketentuan mengenai penyelesaian sengketa
3.Delegasi peninjau dari negara-negara ke berbagai badan dan konferensi.

D. Sumber Hukum Internasional

Membicarakan perihal sumber hukum diplomatik tentunya tidak dapat dipisahkan dari sumber hukum internasional karena hukum diplomatik pada dasarnya adalah bagian dari hukum internasional itu sendiri.
Menurut Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional, sumber hukum diplomatik meliputi :
a. Konvensi atau perjanjian internasional.
b. Kebiasaan internasional.
c. Prinsip hukum umum
d. Doktrin hukum.

1. konvensi atau perjanjian internasional.
Konvensi atau perjanjian internasional dalam arti umum pada hakikatnya melibatkan banyak negara sebagai pihak, oleh karena itu konvensi atau perjanjian secara lazim dikenal memiliki sifat multilateral. Sementara dalam arti khususnya, konvensi dapat terjadi dengan hanya beberapa negara dan apabila hanya antara 2 negara saja, secara umum disebut dengan sifat bilateral.
Konvensi atau perjanjian internasional secara umum sudah dapat dikenal dan diterima sebagai sumber hukum internasional. Akan tetapi perlu kita ingat bahwa banyak perjanjian internasional tidak menciptakan suatu peraturan umum dalam hukum internasional, melainkan hanya bersifat pernyataan tentang peraturan-peraturan yang sudah ada. Oleh sebab itu, perjanjian internasional yan dapat dikatakan sebagai sumber hukum internasional bukanlah perjanjian internasional biasa, melainkan dalam jenis khusus yang disebut sebagai perjanjian yang menciptakan hukum (law making treaty).
Akan tetapi juga perlu dipahami jika perjanjian yang sifatnya menciptakan hukum tidak dapat dipaksakan atau tidak memiliki sifat mengikat bagi negara-negara yang melakukan penolakan secara khusus atas perjanjian tersebut. Contoh dari perjanjian internasional yang menciptakan hukum:
1.The final Act of the congress of Vienna (1815) on Diplomatic Ranks.
2.Vienna Convention on Diplomatic Relations and Optional Protocols (1961)
Disamping konvensi, ada juga resolusi atau deklarasi yang dikeluarkan terutama sekali oleh Majelis Umum PBB yang dapat menimbulkan permasalahan apakah keduanya dapat dianggap memiliki kewajiban-kewajiban hukum yang mengikat.
Berkenaan dengan masalah mengenai resolusi itu, secara tradisional, resolusi dan deklarasi yang tidak memiliki sifat seperti perjanjian haruslah dianggap tidak memiliki kekuatan wajib karena tidak menciptakan hukum, akan tetapi disamping pandangan secara tradisional itu, mulai berkembang adanya teori dari kesepakatan sampai pada konsensus yang menjadi dasar bagi negara-negara akan keterikatannya dengan kewajiban-kewajiban hukum yang bersangkutan.
Meski ada dua pendapat seperti yang telah diajukan di atas, kekuatan mengikat bagi sebuah resolusi memang masih belum jelas batasannya. Persoalan yang ada adalah apabila resolusi itu disetujui oleh mayoritas negara anggota, apakah resolusi itu memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
Dalam hal ini, resolusi yang dihasilkan dengan jalan biasa tidak akan menjadikan, merumuskan atau mengubah resolusi itu menjadi hukum internasional. Akan tetapi, resolusi baru benar-benar dikatakan memiliki kekuatan mengikat apabila resolusi itu memperoleh dukungan secara universal, atau Jika Majelis umum PBB memiliki maksud untuk menyatakan resolusi itu menciptakan hukum atau menyatakan sebagai dasar hukum dan jika isi dari resolusi itu tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan umum negara. Contoh dari resolusi yang menjadi sumber hukum internasional Resolusi 3166 (XXVIII).

2. kebiasaan internasional
Mengenai kedudukan kebiasaan internasional sebagai sumber hukum internasional telah dinyatakan dalam Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional dan dianggap sebagai kenyataan dari praktik-praktik umum yang diterima sebagai hukum, Akan tetapi, dasar hukum dari kebiasaan internasional ini sebelumnya telah menimbulkan pertentangan terutama bagi negara yang baru berdiri.
Masalah mengenai dasar hukum dari kebiasaan internasional ini diperdebatkan di Komisi Hukum Internasional dan di Komite Umum PBB terutama saat merumuskan rancangan Pasal 24 Statuta Komisi Hukum Internasional yang telah disepakati bersama bahwa :
“a general recogintion among states of a certain practice as obligatory”, the emergence of a
principle or rule of customary international law would seem to require presence of the following elements :
a. Concordant practice by a number of states with reference of a type of situation
failing within the domain of interantional relations;
b. Continuation or repetition of the practice over the considerable period of time;
c. Conception that the practice is required by, or consistent with, prevailing
international law; and
d. General acquiescence in the practice by other States.
Kebiasaan dan perjanjian internasional adalah sumber pokok dalam hukum diplomatik, sementara sumber hukum diplomatik lain yang sifatnya adalah subsider adalah :
a. Prinsip hukum umum.
b. Doktrin atau Keputusan Mahkamah internasional.
Yang dimaksudkan dengan prinsip hukum umum adalah prinsip-prinsip umum yang diakui dalam hukum yang diakui oleh negara-negara. Khusus mengenai keputusan Mahkamah, sumber hukum ini pada hakikatnya tidak memiliki kekuatan yang mengikat (seperti halnya prinsip hukum umum) kecuali bagi pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam suatu kasus.

macam-macam sastra

MACAM-MACAM SASTRA


KOMIK

1. Komik Sains Edisi 09 th IV

Penerbit: Primagama, Yogyakarta


Sinopsis:

Si kembar lilo dan lila sedang bermain di kebun samping rumah. Lilo mengeluh karena digigit nyamuk tetapi lila tidak karena lila berada di tengah-tengah kumpulan bunga lavender. Lilo pun bertanya-tanya mengapa lila tidak digigit nyamuk, akhrnya wandi menjelaskan sebab kenapa lila tidak digigit nyamuk. Ternyata nyamuk tak suka dengan bau bunga lavender karena itu bunga lavender banyak dimanfaatkan untuk obat pengusir nyamuk.

2. Pahlawan Higienitas

Diterbitkan oleh: Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Klaten, Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, UNICEF, dan johns Hopkins Bloomberg.


Sinopsis:

Buku komik ini mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan seperti mandi dua kali sehari, sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur, membersihkan pekarangan rumah, makan makanan yang bersih dan bergizi, serta mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

3. Hygiene Five

Diterbitkan oleh: Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Klaten, Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, UNICEF, dan johns Hopkins Bloomberg.


Sinopsis:

Lima pahlawan dengan kekuatan super yang bertugas menjaga kebersihan dan kesehatan beraksi di salah satu desa yang kumuh. Masing-masing pahlawan tersebut memiliki kekuatan yang berbeda-beda, diantaranya peri power pemurni air, clean bubble busa pembasmi kuman, perisai plasma, cyclo tornado, dan hypno clean. Dengan kekuatannya mereka beraksi dan berhasil menyadarkan penduduk desa akan arti pentingnya menjaga kebersihan untuk kesehatan badan.

4. Spongebob Squarepants.

Oleh Nikeledeon Tm.


Sinopsis:

Suatu hari di padang ubur-ubur , spongebob tengah menghitung dan memberi nama setiap ubur-ubur yang telah ia tangkap. Tapi hanya ubur-ubur berwarna biru yang belum tertangkap dan di beri nama. Spongebob berusaha keras untuk menangkapnya tapi tetap tak bisa dan akhirnya kelelahan. Spongebob kembali ke tempaty kerja, sewaktu jam istirahat dia mengeluarkan selai ubur-ubur dan mencampurnya dengan krabby patty. Ulah spongebob telah membuat penasaran para pelanggan krabby patty dan mereka pun ingin mencobanya. Alhasil mereka pun tergila-gila dengan rasa selai ubur-ubur itu. Melihat itu, tuan krab pemilik toko memerintahkan spongebob untuk menangkap semua ubur-ubur untuk di ambil jellinya. Malama hari setelah selesai menangkap ubur-ubur, terjadi hal-hal aneh di rumah spongebob. Spongebob di datangi oleh ubur-ubur tanpa nama. Dia menangkap spongebob dan membawanya ke pabrik pembuat jelly milik tuan krab. Melihat apa yang dilakukan tuan krab terhadap para ubur-ubur hasil tangkapannya, spongebob sangat marah dan berusaha membebaskan mereka. Ternyata apa yang dilakukan spongebob berhasil dan ubur-ubur itu dapat bebas. Sebelum keluar dari pabrik, ubur-ubur itu secara bersamaan menyengat tuan krab. Dan tuan krab pun berjanji, takkan pernah ada lagi menu krabby patty sellay ubur-ubur. Setelah kejadian itu, spongebob mendapatkan teman baru, yaitu ubur-ubur biru si tanpa nama.

5. Anak-anak Cekatan

oleh: Nestle Ideal


Sinopsis:

Di sebuah desa hidup sepasang kakek dan nenek yang memiliki kebun buah. Kata anak-anak, kedua orang tua itu pelit dan galak, sehingga tidak ada anak kecil yang mau lewat ataupun minta buah dari mereka. Berita itu akhirnya sampai ke telinga adil, dea dan nadil. Mereka nbermaksud membuktikan berita burung tersebut. Sampai tempat kakek dan nenek itu, mereka bertiga mendapatkan kakek dan nenek itu terbaring lemah, karena sakit, ruangan berantakan, tak ada makanan sedikitpun. Nenek tersebut bercerita bahwa sakitnya itu akibat mengusir anak-anak bandel yang merusak kebun buah nenek. Nenek dan kakek terpeleset saat mengusir mereka. Akhirnya adil, nadil dan de sepakat akan membantu nenek dan kakek. Mereka membagi tugas, ada yang memasak air, memasak makanan, dan membersihkan rumah. Mereka lalu meminta ijin kepada nenek dan kakek untuk menjual hasil kebun mereka, dan hasilnya untuk berobat kakek dan nenek. Akhirnya kakek dan nenek itupun sembuh berkat pertolongan mereka bertiga.

PUISI

1. Sajak anak-anak “ Namaku Bunga”

Oleh: L. K. ARA

Penerbit Balai Pustaka Jakarta 1982

Bugenvil

Aku tak suka tempat teduh

aku ingin mandi cahaya matahari

sepanjang hari.

Aku bias hidup dimana saja

jangan lupa

beri cahaya matahari secukupnya

Sifatku sedikit aneh

siksalah daku

potong tanganku

aku akan meraNA

tapi lihatlah segera

bungaku

muncul bersama

mekar dengan indahnya

wow, banyak melimpah

ada yang putih dan merah

ada lagi, ungu, kuning

serta kuning kemerah-merahan.

Kata orang

aku tanaman semak

aku suka merambat

asalku?

dari Brazilia

namaku?

Bugenvil

berasal dari nama pengemudi kapal

Antoine de Bugainvilles

Sinopsis:

Puisi ini bercerita tentang sifat bunga bugenvil yang tak suka tempat teduh, dapat hidup dimana saja, dan untuk membuatnya berbunga harus memotong dahan-dahannya. Warna bunganya putih, merah, ungu, kuning, dan kuning kemerah-merahan. Bugenvil termasuk tanaman semak yang merambat, berasal dari Brazilia dan asal nama bugenvil diperoleh dari nama pengemudi kapal Antonie de Bougainville

2. Puisi Anita Lukisan Lini

Penerbit CYPRESS Jakarta 1980

SEBUAH SAJAK UNTUK BUNG KARNO

Bila ktatap fotomu

Aku tersenyum

Dan kau pun tersenyum

Kita sama-sama tersenyum

Bila kutatap fotomu

Aku tersenyum

Senyum kebanggan

Kebanggan seorang anak kecil

Kepada bekas presidennya: BUNG KARNO

Sinopsis:

Seorang anak kecil yang menatap foto bung karno penuh senyum bangga. Kebanggan seorang anak kecil kepada bekas presidennya.

3. SAJAK UNTUK TEMANKU

Oleh: Seruni dkk

Penerbit Pt. Dianasri Bunda, Jakarta 1996

PETANI

Kicau burung di pagi hari

Menyadarkan pak tani dan bu tani

Waktu bekerj atelah menanti

Untuk mencari sesuap nasi

Sebelum bekerja mereka berdoa

Memohon ridha yang Maha esa

Setelah bekerja bersusah payah

Mereka beristirahat melepaskan lelah

Ketika petani tiba di rumah

Anaknya menyambut dengan gembira

Serasa hilang letih dan lelah

Petani merasa sangat bahagia

Sinopsis:

Kehidupan petani di pagi hari di warnai dengan kicau burung sebagai tanda waktu untuk bekerja. Berdoa kepada yang Kuasa sebelum bekerja dan beristirahat melepas lelah setelah bekerja adalah kegiatan rutinnya. Ketika pulang pak tani disambut dengan gembira oleh anak-anaknya. Serasa hilang letih dan lelah . itulah kehidupan petani yang bahagia.

4. IBU GURU

Ibu guru kami

Mengajar mendidik setulus hati

Tiada sekalipun berkeluh kesah

Walau muridnya membuat ulah

Di rumah bu guru dipuja

Disanjung disayangi seluruh keluarga

Di sekolah bu guru dikagumi

Panutan siswa putera dan puteri

Kehidupan bu guru sangat serasi

Di rumah dipuja dan disegani

Di sekolah digugu dan disayangi

Di masyarakat dipanuti dan dihormati

Sinopsis:

Seorag ibu guru mengajar dan mendidk setulus hati, tanpa keluh kesah meskipun muridnya membuat ulah. Dirumah ibu guru di sayangi keluarga dan di sekolah menjadi panutan siswa-siswinya. Dimasyarakat ibu guru dihormati.

5. MARNI DAN TRINI puisi anak-anak

Oleh Rahardjo DS- Karisa

MUSIK ALAM

Sore itu Kiki membuka jendela samping rumahnya

Lewat jendela kaca ia mengamati keadaan cuaca

Hujan tak lebat, tetapi terus tercurah begitu saja

Seperti iringan musik lagu-lagu rap milik Denada

Setia lembut, ditingkah nerocosnya seribu kata.

Mama, sore ini Kiki tak dapat pergi les ke Ibu Anang

Kata kiki kepada ibunya di dapur di belakang

Hatinya bimbang, meremas paying lipat bergambar kembang

Sambil menyingkap tirai jendela dapur, membuang pandang

Di situ terdengar bunyi musik yang mengusik

Dari ujung-ujung daun dan curahan air atap sirap

Yang menitik-nitik tak tuk tak tuk…

Mendetak lembar seng yang terserak

Menerpa lembar papan yang tergeletak

Mendentang punggung ember yang tergantung

Tang ting tang tung tang ting tang tung….

Mama, sore ini kiki tak dapat ikut les matematika

Tak apa, anankku, tak ada waktu henti membeku

Sore ini alam memperkaya indera kita dengan musik orkestra

Belajarlah juga daripadanya

Ternyata alam itu kaya, penuh daya cipta….

Sinopsis:

Kiki tak dapart berangkat les ke ibu anang karena hujan. Hujan yang turun seperti iringan musik, lembut, berirama, memenuhi alam denganb suaranya. Ibunya kiki menghibur kiki untuk menikmati alunan musik dari hujana dan belajar dari alam.

NON FIKSI

1. Merekat Cermat

Dikumpulkan oleh: Tje The Jusuf Hidayat

Diterbitkan oleh: Balai Pustaka, Jakarta 1996.

Sinopsis:

Buku ini bercerita tentang cara bermain seni melipat kertas, mulai dari bentuk sederhana seperti segitiga sampai bentuk manusia, lilin, kucing. Dll. Tidak Cuma itu buku ini juga mengajarkan seni menggunting dan merekat kertas untuk hiasan lampu dan ornamen lainnya.

2. MERPATI TERBANG KE SELATAN

Kisah Perjalanan Muhibah Laksamana Haji Mohammad Cheng Ho

Oleh: tartila Tartusi

Diterbtkan oleh: PT. Bina rena Pariwara bandung 1994

Sinopsis:

Ma Ho seorang anak laki-laki berasal dari daerah di Yunnan, wilayah Selatan Tiongkok. Orang tuanya sedang pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji ketika tentara Pengawal Revolusi menyerang daerahnya. Ma Ho tertangkap dan ditawan bersama puluhan penduduk lainnya, diangkut melalui jalan sungaai ke Bandar Nanking. Anak-anak yang tertawan dikumpulkan dan dikebiri untuk dijadikan sida-sida (pelayan puri wanita) di istana Peking (Beijing). Ma Ho mendapat pendidikan kepegawaian dan ilmu agama. Berkat kecerdasan, ketangkasan, dan kesetiannya, kaisar Chu Yuan Chang dan permaisurinya ratu Ma sangat menyukainya.

Dalam usia yang masih muda, Ma Ho diangkat menjadi orang keercayaan kaisar dan ratu. Pangeran keempat atau Pangeran Cheng Chu sangat tertarik dengan kecerdasan, keberanian, dan kesalehan serta pengetahuan Ma Ho yang luas. Ia diangkat menjadi panglima untuk mendampingi pangeran mengawasi pelaksanaan tata tertib kerajaan di wilayah kerajaan. Kaisar dan ratu lalu mengangkat Cheng Ho menjadi pegawai tinggi istana dengan gelar Tay Kam ( sida-sida agung) dan rakyat menyebut Tay Jien untuk menghormatinya. Pangeran menghadiahkan nama Cheng sebagai ikatan persahabatan dan sejak saat itu ia dikenal sebagai Panglima Mohammad Cheng Ho. Panglima muda yang tangkas dan berani ini mendampingi Pangerang Cheng Chu menyerbu Mongolia dan Mancuria sehingga berhasil ditundukkan.

Setelah Kaisar Chu wafat, Panglima Mohammad cheng Ho membantu Pangeran Cheng Chu merebut kekuasaan dari tangan Kaisar Kien Wen yang diangkat Chu Yuan Cheng sebagai penggantinya. Pangeran Cheng Chu naik tahta dengan gelar kaisar Yung Lo.

Kisar ini menugaskan Panglima Mohammad Cheng Ho untuk membuka jalur perdagangan perairan selatan. Dengan mengeluarkan Dekrit Kerajaan, haji Mohammad Cheng Ho di angkat menjadi laksamana dan memimpin armada kapal keraaan. Armada raksasa itu membawa bingkisan –bingkisan hadiah kaisar untuk negeri-negeri yang disinggahinya guna membina hubungan antar Negara. Laksamana Haji Mohammad Cheng Ho membangun masjid-masjid dan Bandar untuk kongsi-kongsi dagang Muslim_Cina. Dengan gagah berani ia menumpas bajak-bajak laut yang mengganggu keamanan perairan wilayah selatan.

Setelah pelayaran ke -6, Kasar Yung Lo wafat diganti Kaisar Hsung Hsi. Kaisar Hsung His sangat dipengaruhi oleh pembesar-pembesar istana yang dengki kepada keberhasilan Laksamana Cheng Ho. Mereka menghadap kaisar dan mengusulkan pelayaran ke selatan di hentikan karena menelan biaya yang terlalu banyak. Sang Kaisar termakan hasutan dan akhirnya dia menghentikan pelayaran-pelayaran muhibah ke selatan dan mencabut semua gelar kehormatan Cheng Ho.

Laksamana yang setia itu sadar bahwa ia tidak dibutuhkan lagi. Ia menerima dengan patuh keputusan Kaisarnya. Setelah dua tahun kaisar yang jahat itu wafat diganti denga Kaisar Hsung Tung. Kaisar Hsung Tung menyadari Tiongkok mengalami kemunduran perdagangan sejak pelayaran-pelayaran itu dihentikan. Maka beliau memanggil Mohammada Cheng Ho ke ibu kota. Kaisar Hsung Tung memerintahkan kepada cheng Ho untuk berlayar lagi, dan mengembalikan semua gelar kehormatan yang pernah diterimanya. Pada tahun 1430, berangkatlah Cheng Ho yang telah berumur 60 tahun ke selatan membawa 36 buah kapal besar dengan 20.000 pasukan dan membawa ratusan jung para saudagar. Sebeluim berangkata, Cheng Ho membuat prasasti di Fukien yang mengatakan tujuh pelayaran yang ditugaskan kepadanya oleh Kaisar.

Ia mengunjungi bandar-bandar Asia Tenggara kemudian terus berlayar ke Pulau Ceilon dan Kalikut, Persia, Semenanjung Arab, Aden, Madagaskar, Ormuz, Mogadishu. Dalam perjalanan pulang, Laksamana singgah di pelabuhan pesisir Sumatera dan Malaka, Siam, Champa, Kalimantan dan Pulau Jawa. Waktu berada di Pulau Jawa, Cheng Ho membantu Ratu S uhita dari Mojopahit merebut Tumapel, sebagai tanda terima kasih, ratu itu mengangkat Aria Teja ( Gang Eng Cu) menjadi Bupati Tumapel. Dialah bupati Islam yang pertama dalam kerajaan Mojopahit.

Cheng Ho kembali ke Tiongkok dan melaporkan hasil perjalanannya kembali kepasa Kaisar, lalu pulang ke kampung halamannya di Kunming. Tidak lama kemudian beliau meninggal dunia dengan tenang. Berita afatnya pahlawan besar itu dibawa saudagar-saudagar Tiongkok ke Indonesia. Seluruh masyarakat muslim Tionghoa melakukan salat gaib bagi Cheng Ho di masjid-masjid yang telah dibangunnya.

3. Ketapel Nabi Daud A. S.

Oleh Tirry Andio

Di terbitakan oleh PT. Pilar Karya Buana, Yogyakarta 1998.

Sinopsis:

Nabi Daud alaihissalam adalah keturunan ke-12 dari Nabi Ibrahim alaihissalam. Ia anak bungsu dari keluarga isyra yang mepunyai anak tiga belas orang. Pekerjaannya mengembala ternak diantara padang sahara yang gersang. Ia selalu tekun untuk menemukan sebidang tanah berumput, agar ternaknya dapat makan dengan puas. Oleh karena itu, ternak peliharaannya berkembang denga subur dan cepat beranak pinak. Maka tak heran jika ternak gembalaan nabi Daud selalu menjadi incaran binatang buas.

Daud bin isyra tak mau berpangku tangan menyaksikan ternaknya dimangsa, oleh karena itu dia siap mempertaruhkan jiwanya untuk menyelamatkan ternaknya. Daud tak pernah takut untuk membela haknya. Tetapi dibalik itu semua, dalam diri daud tersimpan jiwa seni yang tinggi. Daud diberi karunia oleh Allah suara yang sangat merdu oleh karena itui teman-temannya menjulukinya biduan dari surga.

Di jamana Nabi Daud hiduplah seorang raja yang bernama Thalut. Raja Thalut seiman dengan Nabi Samuel. Mereka berdua tengah menghadapi perang melawan jalut, pemimpin para orang kafir, dan jumlah mereka lebih banyak. Selain itu jalut mempunyai jimat berupa besi putih sebesar telur yang menempel di kepalanya ditambah lagi dengan postur tubuhnya yang tinggi besar.

Untuk menghadapi jalut, Raja Thalut telah mengerahkan berbagai cara, strategi, bahkan pendidikan ilmu bela diri, hasilnya setiap pertempuran Raja Thalut selalu kalah. Kemudian wajib militer pun dilaksanakan. Raja Thalut mengumumkan perintahnya agar semua rakyatnya bersedia menyiapkan diri untuk menjadi tentara demi tegaknya agama Allah dan demi tanah air. Agar prajuritnya tambah semangat, Raja Thalut pun menggelar sayembara, barang siapa yang berhasil membunuh jalut maka raja Thalut akan menikahkan puterinya yang cantik dan memberikan separuh wilayah negara kepada pahlawan tersebut. Mendengar perintah dari rajanya, semua rakyat pun melakukannya tak terkecuali anak-anak dari asyra.

Raja Thalut meminta nasihat kepada Nabi Samuel guna mendapatkan cara untuk membunuh jalut. Nabi Samuel pun memanjatkan doa kepada Allah SWT, alhasil Allah mengabulkan doa Nabi Samuel. Raja Thalut mendapatkan anugerah berupa tanduk berisi minyak suci. Barang siapa yang kepalanya pas dikenakan tanduk suci tersebut, maka minyak suci itu akan keluar. Itu pertanda dialah orangnya yang dapat membunuh jalut.

Akhirnya pendaftaran wajib militer pun dibuka, rakyat pun berduyun-duyun mengikutinya demi bakti pada agama dan bangsa. Anak-anak isyra pun tak ingin kalaha dengan yang lain, tak luput juga, daud pun ikut mendaftar. Daun diabaikan oleh petugas pendaftaran karena dianggap mengganggu atau main-main. Tapi Daud dapat menunjukkan keseriusannya dengan kata-katanya. Akhirnya petugas itupun melaporkan kejadian itu pada raja Thalut, dan raja Thalut pun ingin bertemu dengan Daud. Setelah bertanya panjang lebar kepada Daud maka Raja Thalut menjadi kagum pada diri Daud. Oleh karena itu daud diberi kehormatan untuk mencoba tanduk suci dan ternyata sewaktu daud menggunakannya, keluarlah minyak suci tersebut. Hal itu membuat Raja Thalut menjadi heran dan bertanya-tanya apakah anak ini yang akan membunuh jalut.

Setelah hari itu daud pun melatih dirinya untuk bersiap menhadapi pertempuran. Dia mencoba menggunkan pedang kakaknya, tapi ternyata ia tak bias karena terlalu berat. Setelah itu dia mencoba dengan tombak kakak sulungnya tetapi usaha itu juga mengalami kesulitan karena dia juga merasa keberatan dengan senjata itu. Daud pun berlatih dengan caranya sndiri yaitu dengan memukul batu-batu dan hailnya membuat dirinya bersemangat karena semakin hari-semakin kencang dan titis batu itu mengenai sasaran. Tapi ada permaslahan lain, apakah ia akan membawa kayu-kayu itu beserta batu-batu sebangyak itu untuk berperang.

Berhari-hari daud memikirkan cara bagaimana ia dapat membuat alat yang efektif dan efisien. Dia selalu berdoa kepada Allah, tak lupa ia pun berpuasa sampai satu hari puasa satu hari tidak. Sewaktu berjalan di gurun sahara sambil memikirkan cara, daud dikejutkan dengan suara di depannya. Suara dari sebuah batu yang katanya meminta daud membawanya untuk berperang melawan jalut. Lalu batu itu juga berkata ia adalah batu dari Nabi Musa. Maka daud pun memungutnya, setelah itu tak berapa lama berjalan ia pun di kejutkan dengan suara yang serupa dari sebuah batu, dan kali ini dari batu dari Nabi Harun. Setelah itu daud melanjutkan perjalanan sambil memikirkan cara untuk membuat atau mendapatkan alat, tapi tiba-tiba ia dikejutkan suara yang berbunyi serupa dengan kedua batu sebelumnya, setelah ditanya kamu batu siapa, batu itu menjawab Batu Nabi Daud.

Setelah kejadian itu daud baru sadar ia telah menjadi calon nabi, tapi hal itu tak pernah ia pikirkan. Akhirnya daud pun mendapatkan jawaban dari semua permaslahannya. Ia pun membuat ketapel sebagai snjata untuk melemparkan batu-batu itu. Hari pertempuran pun tiba, sang raja mengumumkan kita akan di uji Allah sebelum bertempur dengan jalut. Hanya orang yang taat yang dapat melewatinya dan memenangkan pertempuran. Ujiannya mudah yaitu hanya boleh meneguk seteguk air saat menyeberangi sungai di perjalanan nanti. Tapi ternyata banyak umat yang melanggarnya, Raja Thalut pun sedih. Alhasil Karena tak lulus ujian, banyak prajurit yang kehilangan semangat sewaktu di tengah perjalanan. Akhirnya tinggal sedikit prajurit yang tersisa.

Pertempuran pun dimulai dengan jumlah yang tak seimbang. Jumlah tentara jalut lebih banyak dan lebih besar disbanding tentara Thalut. Di tengah pertempuran, daud mencari jalut. Ia pun akhirnya menemukannya. Ia pun menembakkan batu dari nabi musa untuk menarik perhatian jalut selain itu juga untuk memudahkan mendekatinya. Langsung seketika pasukan jalut rubuh, jalut pun terperanjat, iapun mencari-cari siapa yang melakukannya. Setelah ketemu daud pun berkata “ hai jalut, aku dating untuk membunuhmu” setelah itu nabi Daud menembakkan batu kedua kea rah kepala dan batu itu memusar menembus kepala jalut, disusun batu ketiga kea rah jantungnya, dari arah kejauhan batu yang pertama di tembakkan menyusul menghantam lutut jalut, sehingga ia jatuh terkapar. Melihat pemimpinnya jatuh, bala tentara jalut pun menyerah. Daud pun menjadi pahlawan dalam perang itu, sesuai janji raja ia akan dinikahkan dengan puteri rajas dan mendapat setengah dari luas kerajaan.

Karena masih kecil maka perniklahan itu ditunda sampai daud dewasa. Setelah raja talut meninggal daud menggantikannya menjadi raja. Beliau dikarunia Allah berupa kekuatan untuk melumatkan besi manjadi apapun, dan kitab Zabur. Beliau pun memiliki anak-anak yang banyak. Diantaranya anak-anaknya, sulaiman lah yang kelihatan akan menggantikan Nabio Daud menjadi Raja sekaligus Nabi Allah.

4. Berkreasi dengan Kulit

Oleh Soedjono

Diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya Bandung, 1997.

Sinopsis:

Bahan kulit berasal dari kulit hewan. Biasanya kulit kerbau, kambing, sapi dan dari beberapa jenis lain seperti buaya atau pun ular. Kulit mentah dioleh dengan direndam kemudian pengapuran duiteruskan dengan penetralan baru disamak menjadi samak Khrom samak sintetis samak minyak dan samak nabati. Samak khrom bisa manjadi kulit sarung tangan, kuliut jaket, dan kulit berudu. Sedangkan samak nabati menjdi bahan berupa kulit sol, kulit hias, kulit batik dan lainnya.

Dalam menyamak kulit dibutuhkan banyak peralatan. Peralatan itu dibedakan menjadi alat-alat utama, alat-alat perkakas pelengkap, dan alat-alat pengikat. Alat-alat utama terdiri dari meja marmer atau beralas kaca, pisau pemotong, pembuat lubang, gunting, palu dan lainnya. Sedangkan alat perkakas pelengakap terdiri dari alat ssetempel yang ujungnya bertujuan melubangi kulit sesuai dengan motif. Adapun alat alat pelekat seperti gelang D, kancing, paku berkepala, kunci rits dan masih banyak lainnya.

Cara mengerjakan kulit dengan cara pertama yaitu menjahi atau menganyam. Menjahit atau menganyam terdiri dari beberapa teknik diantaranya tisik belitan, tisik jelujuran, tisik anyam tunggal, dan tisik anyam kembar. Yang kedua kita harus membuat pola. Yang ketiga kita mengecap kulit tersebut. Dan yang terakhir kit mngecat dan menyelesaikan pekerjaan.

5. Bertanam Sayuran

Oleh: Machali Haryono

Diterbitkan oleh: Ghalia Indonesia 1998

Sinopsisi:

Siang itu jam sebelas siang, mata adi terlihat merah. Dia sering mengusap matanya dengan punggung tangannya. Pak guru yang melihat hal itu bertanya padanya. Di, mata kamu sakit, tanya pak guru. Sebaiknya kau usap dengan sapu tangan jangan dengan tangan kamu nanti mata kamu bisa lecet. Besok kamu pergi ke puskesmas untuk berobat. Pagi harinya adi pergi ke puskesmas untuk berobat. Oleh dokter adi disarankan untuk makan-makanan yang sehat dan seimbang. Adi sakit mata karena kekurangan vitamin A.

Di sekolah dalam pelajaran ipa sedang membahas tentang makanan sehat dan seimbang yang meliputi karbohidrat yang bisa didapat dari padi, jagung dan ketela. Disertai lauk pauk, sayuran, susu dan tak kalah penting yaitu buah-buahan sebagai sumber vitamin. Beberapa waktu yang lalu sekolah adi mendapatkan bantuan radio dari pemerintah. Kata pak guru jam 09.00 biasanya akan ada siaran radio sekolah.

Dalam siaran kali ini yang dibahas adalah tata cara berkebun sayuran. Sayuran dibedakan menjadi sayuran semusism dan tahunan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam menanam sayuran harus memparhatikan langkah-langakah berikut ini seperti langkah pembukaan kebun, langkah pengolahan tanah, langakah pembibitan, langakah penanaman bibit, langkah pemeliharaan, langakah pemupukan, langkah pemberantasan hama penyakit serta langkah pemungutan hasil.

Seminggu sudah siaran radio pertama yang menjelaskan tata cara bertanan sayuran. Hari ini siaran radio ke dua yang menjelaskan sayuran dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya sayuran daun yang meliputi kangkung, bayam, genjer, selada. Sayuran bunga meliputi kol bunga, tebu terubus. Dan sayuran buah meliputi mentimun, tomat, terong, kacang-kacangan dan kecipir. Sayuran bumbu meliputi cabe, bawang dan seledri. Sayuran umbi meliputi wortel, kentang dan lobak Dan di siaran kedua dijelaskan tata cara menanam jenis-jenis sayuran tersebut.

Di kelas adi sangat memperhatikan siaran radio tersebut. Setelah kejadian dirinya sakit mata karena kekurangan vitamin A, adi bertekad akan mencoba bertanam sayuran. Di rumah adi beserta ibunya mulai menanam sayuran itu. Semua ilmu yang diperolehnya dari radio ia terapkan. Alhasil setelah tiga bulan adi sudah dapat memanennya.

DRAMA

1. Busana Baru Sang Raja

Drama berdasarkan dongeng H. C. Andersen

Membina Minat Baca

Oleh : Kurt Franz/Bernhard Meier

Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung 1992

Sinopsis:

Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam cerita ini adalah:

- Raja

- Perdana Menteri

- Prajurit

- Penenun

- Rakyat jelata

Di sebuah negara, hiduplah Raja yang suka berdandan. Setiap hari dapat kita jumpai Raja itu didepan cermin untuk mencoba baju-bajunya. Lalu pada suatu ketika sewaktu raja sedang berkunjung ke daerah terpencil dalam negaranya, di ibukota di gegerkan dengan munculnya tukang tenun bersaudara yang dapat membuat baju tiada duanya di dunia. Mendengar itu, sang raja pun memanggilnya menghadap ke istana. Lalu raja pun memerintahkan kepada keduanya untuk membuatkan busana baru yang tiada duanya di dunia ini. Maka mereka pun mulai mengerjakan busana yang hanya bisa dilihat oleh orang yang layak menduduki kedudukannya. Sang raja pun selalu menyediakan kepereluan mereka seperti benang dan emas sebagai bahan dasar itu.

Pada suatu ketika raja pun tak sabar dan mengutus prajurit tuk melihatnya, maka berangkatlah prajurit itu. Sampai di tempat tukang tenun prajurit itu kaget karena tak dapat melihat baju ang sedang mereka kerjakan. Tapi prajurit itu malu jika di anggap tak pantas dan layak lagi menjalankan tugasnya. Maka prakurit itupun pun berbohong dan mengatakan pada raja bahwa hasil tenunan mereka sangat indah.

Sang raja pun masih sedikit tak percaya maka iapun mengfutus perdana menterinya yang sudah tua dan terkenal kejujurannya pergi untuk melihat hasil kerja dua penenun itu. Sampai disana penenun itu menanyakan kepada perdana menteri tentang apa yang mereka kerjakan. Bagaimana menurut perdana menteri baju yang sedang kami buat ini perdana menteri? Tanya mereka. Perdana menteri pun panik karena ia pun juga tak dapat melihat apapun yang mereka kerjakan, tap[I perdana menteri takut di anggap tak layak lagi untuk menjalankan posisinya maka iapun mengatakan bahwa baju baru sang raja sangatlah indah tyiada duanya di dunia ini.

Tak lama setelah itu raja pun memanggilnya dan meminta laporan darinya. Perdana menteri pun mnengatakan kalau baju yang sedang mereka buat sangat indah tak ada duanya di dunia ini. Sang perdana menteri terpaksa berbohong karena takut dianggap tak layak lagi menjalankan tugasnya. Dilain pihak, para penenun itu tertawa gembira karena telah dapat mebohongi para pembesar kerajaan dengan bualan mereka, padahal mereka tak mengerjakan apa-apa.

Tibalah saat yang dinanti dimana baju itu pun telah selesai dan di persebahkan kepada sang raja. Sang raja pun sempat poanik okarena dirinya tak dapat m,elihat baju itu, lalu ia pun meminta pendapat para pembesar kerajaan yang hadir disana. Dan semua yang raja tanya mengatakan baju baru sang raja sangat indah tak aada duanya di dunia ini, mereka semua takut mengatakan kalau mereka tak melihat apapun karena akan dianggap tak layak lagi menjalankan posisinya dan takut di pecat.

Raja pun bertanya dalam hati, apakah aku tak layak lagi menjabat sebagai raja di istana ini karena tak dapat melihat baju itu, kemudian raja berpura-pura mengatakan hal yang serupa dengan para pembesar kerajaan. Tukang tenun pun mendapatkan hadiah atas apa yang mereka kerjakan, berupoa emas dan permata. Dan pada acara pagelaran agung yang dihadiri seluruh rakyat, raja pun mengenakan baju barunya. Setiap rakyat yang melihat hanya dapat mengatakan dalam hati bahwa raja mereka tak memakai apapun pada tubuhnya, tapi tak seorang pun berani mengatakannya karena takjut dianggap takj layak menjabat posisinya dan dianggap orang bodoh.

2. Kuali

Seri Pembina Pendidikan “Sandiwara Boneka”

Ditulis oleh: Prof. Dr. S. Nasution Ma, dkk.

Penerbit ganaco N. V. Bandung 1974

Sinopsis:

Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam cerita ini adalah:

- Lembar, seorang tukang kayu

- Rekmini, isterinya

- Seorang tuan

- Seorang agen polisi

- Seorang anak perempuan, anak tetangga

Di sore hari yang cerah, lembar memanggil isterinya, rukmini namanya. Dik tahukah engaku, aku lapar. Ingin makan. Sang isteri pun bertanya kak, lingin makan apa? Lembar pun menjawab coba tebak merah warnanya. Piusang goreng, jawab isterinya. Tepat. Lalu rukmini pergi ke dapur dan mulai menggoreng. Tiba-tiba prang, terdengar suara rukmini menangis, dan lembar bertanya, apa yang terjadi. Rukmini menjawab kuali kita pecah. Alangkah sayangnya, kita tak bisa makan pisang goreng.

Lalu rukmini berkata kak aku punya akal. Kita pinjam kuali ke tetangga sebelah. Kemarin tetangga kita membeli kuali yang baru, kita pinjam mereka saja. Kemudian rukmini pergi, sewaktu rukmini pergi datanglah seorang tuan yang meminta dibikinkan sepatu. Lalu tuan itu berkata, saya akan kembali setengah jam lagi. Rukmini pulang, dan berkata: dapat, dapat kita kak. Kita bisa makan pisang goreng. Aku akan menggoreng enam pisang goreng. Kita bagi rata.

Setelah itu mereka makan dengan bernyanyi. Setelah makan, rukmini berkata: ah celaka kita kak. Pisang buat tetangga kita telah habis kita makan. Bukankah sudah kau sisihkan didapur? Tanya suaminya. Tidak. Sekarang aku tak berani untuk mengembalikannya ke tetangga kita kak. Kakak saja yang mengembalikannya? Bukankah itu pekerjaan perempuan. Bilang saja pisang gorengnya dimakan kucing. Sahut lembar. Tidak kak, aku tak mau berbohong, jawab rukmini.

Aku punya akal. Kita berbisu saja. Ajak lembar. Kemudian tuan yang punya sepatu datang dan menyakan sepatunya tapi si lembar cuma siul-siul dan membuat tuan si punya sepatu marah. Ia pun pergi. Tak berapa lama ia datang membawa polisi dan polisi itu bertanya pada lembar. Dimana sepatu tuan ini. Lembar pun hanya siul-siul dan menunjukkan sepatu itu. Kata tuan punya sepatu, terima kasih dan setelah ini kita panggil dokter saja pak polisi. Tapi tiba-tiba anak perempuan yang punya kuali datang dan menyakan kualinya dan lembar pun masih sama tetap siul-siul. Si anak heran dan kemudian pulang.

Hari mulai gelap dan lembar pun mencari lampu. Tiba-tiba rekmini berkata, kak apa yang kakak cari. Dik lidahmu, kita sedang mebisu. Celak tetangga kita sudah tahu dan antarkanlah kuali itu. Setelah ityu rukmini mengantarkan kuali. Setelah sampai di rumah lembar bertanya, apa tetangga kita marah. Tidak jawab rukmini, tapi sebagai hukuiman kita, kakak harus membuatkan selop untuknya. Tahukah kamu apa yang aku pikirkan dik, tetangga kita itulah orang yang paling cerdik diantar kita bertiga. Sekarang kita harus membuatkannya selop dengan cuma-cuma. Dan sekaarang senagai penutup kita nyanyi bersama-sama.

3. Pencuri Mangga

Mari Bermain Drama

Ditulis oleh: F. X. Surana dkk.

Penrbit: Tiga Serangkai, Solo 1983

Sinopsis:

Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam cerita ini adalah:

- Bu Idris, pemilik kebun mangga

- Adnan, anak Bu Idris umur 6 tahun

- Bu Uki, guru kelas VI SD

- Ujang, murid kelas VI SD

- Anas, teman sekelas Ujang

- Duri, teman sekelas Ujang

Waktu itu pukul dua siang. Bu uki sedang berbincang dengan bu idris. Bu uki mengatakan sering melihat murid bu idris mencuri mangga di kebunnya. Dan biasanya mereka lakukan jam tiga siang saat orang sdang tidur siang. Bu uki berkata bu idris nanti sewaktu anak-aanak itui sedang mencuri adnan akan kerumah bu idris memberi tahukan hal itu. Setelah selesai mengobrol bu idris pamitan pulang.

Tepat pukul jam tiga anak-anak pencuri mangga itu berkumpul. Mereka sepakat perbuatan mereka itu bukan mencuri melainkan hobi. Mereka berpendapat masih kuat untuk membeli mangga hanya saja mereka suka melakukan klegiatan ini sebagai hiburan. Lalu bagaimana jika teman-teman kita ada yang tahu perbuatan kita dan melaorkan ke ibu guru, tanya yang lain. Akan aku hajar anak itu jawab ujang.

Sebelum beraksi mereka merundingkan cara untuk beraksi. Duri usul yang manjat dua anak dan dia dibawah mengawasi. Usul itu diteri teman-temannya, tapi ada maslah lagi, tak ada satu pun yang mebawa kantong. Lalu ujang punya ide dengan mengganti kantong dengan kaos oblong duri yang diikat ujung-ujung lengannya. Lalu mereka pun mulai aksinya.

Sewaktu beraksi adnan lewat kebun tersebut. Dia pun ditanya oleh duri. Anak mau kemana kamu? Namamu siapa? Adnan menjawab mau main sama teman udah di tunggu namaku nanang. Duri merasa pernah mengenal anak ini, iapun curiga, dan menyakan rumah anak itu apakah dekat kebun mangga pak idris. Adnan menjawab tidak dan iapun berlari.

Beberapa saat kemudian ujang lari mengahmpiri duri dan berkata gawat bu idris datang. Beberapa saat anas datang. Ujang bertanya padanya apakah bu idris mengejar mereka. Tidak jawabnya. Mereka mulaimakan mangga hasil curiannya di tempat itu, tiba-tiba dari kejauhan tampak bu idris datang. Anas dan ujang bersembunyi di semak-semak beserta buah mangga hasil mencuri. Duri membersihkan mulutnya lalu dudk dan pura-pura membaca majalah.

Bu idris datang dan bertanya lihat ada dua anak yang lari kesini nak. Tidak bu jawab duri. Kau anak sekolah kelas VI Sd, kenapa tak pakai baju. Bu idris melihat kulit mangga yang belum sempat dibersihkan dan bertanya lagi kamu habis makan mangga ya. Duri menjawab iya bu satu diberi teman. Sekarang temanmu mana, kamu membeli mangga itu, tanya bu idris. Tidak bu, saya gak beli mangga, saya diberi teman. Kalau kau masih ingin makan mangga ayo ikut ke rumah ku. Tidak bu, jawab duri.

Setelah itu bu uki datang. Dia menyapa bu idris dan juga menyapa anak itu. Ibu kenal dengan anak ini tanya bu idris. Dia murid ku jawab bu uki. Bu idris berkata anak ini tadi dengan teman-temannya disini sedang makan mangga curian di kebun milik bu idris. Bu uki pun lalu menasehatinya dan akan menghukum mereka berdua si ujang dan anas yang mencuri mangga dengan melapor ke polisi. Beberapa saat kemudian anas dan ujang muncul. Mereka juga dinasehati danm ditanya oleh bu uki.

Mereka memohon agar tak dilaporkan ke polisi mereka berjanji akan bertanggung jawab dengan mengganti mangga itu dengan uang tabungan mereka. Dan mereka tak akan mengilangi kesalahan mereka lagi. Akhirnya mereka di suruh pulang oleh bu ulki dan melaporkan apa yng mereka lakukan kepada kedua orang tuanya.

4. Penghuni Gubuk Liar

Mari Bermain Drama

Ditulis oleh: F. X. Surana dkk.

Penrbit: Tiga Serangkai, Solo 1983

Sinopsis:

Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam cerita ini adalah:

- Pak Guna, umur 40 tahun

- Mak Guna, isteri Pak Guna setengah umur

- Dikun, anak laki-laki metreka umur 10 trahun

- Kijan, adik laki-laki dikun, 6 tahun

Di pagi hari, kijan datang meminta uang pada emaknya. Tapi emaknya tak punya uang karena sudak tak bekerja melinting rokok dikarenakan perusahaan itu bangkrut jadi harus mengurangi pekerja. si kujan memiliki usul pekerjaan untuk maknya, yaitu mengemis. Tapi maknya tak mau. Kakanya, si ujang bekerja sebagai tukang parkir, dan pekerjaan itu tak mungkin dikerjakan oleh mak yang tua. Tapi biar bagaimanapun mak bersikeras tak akan mengemis.

Tengah hari pak guna pulang , dia mengatakan kalau hari ini sedang sial. Setelah isterinya di phk ia pun terkena musibah. Becaknya di tabrak colt. Urusannya sudah damai dan aku sudah melapor pada juragan dan akan diganti. Untuk beberapa sat ini aku akan menganggur. Pembicaraan pun beralih ke masalah rumah. Kata petugas keamanan rumah kita tak aman. Bentar lagi hujan. Jika hujan sungai dering banjir, kita jadi tak aman. Apa tak sebaiknya kita pulang ke desa pinta mak. Gak malu ma tetangga, bantah pak guna.

Sewaktu asik mengobrol, dari jauh udin berlari dan menunjukkan sebuat koran. Koran itu berisi tentang trasmigrasi. Udin menyarankan kedua orang tuanya untuk ikut transmigrasi. Beberapa saat kemudian dikun pulang. Mereka sedang berunding masalah transmigrasi. Akhirnya setelah mengalami proses yang panjang dan berliku serta pertimbangan-pertimbangan. Mereka memutuskan untuik bertransmigrasi ke borneo kalimantan dengan membawa nenk mereka yang dari desa.

5. Berita dari Paman

Mari Bermain Drama

Ditulis oleh: F. X. Surana dkk.

Penrbit: Tiga Serangkai, Solo 1983

Sinopsis:

Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam cerita ini adalah:

- Udin, seorang anak laki-laki kelas V SD

- Maman, kakak Udin

- Seorang Ibu

Din. Din panggil maman kakanya sambil berlari-lari. Ada apa kak, sahut udin. Aku di suruh pulang, tanya udin. Tidak din, sudah hampir selesai merumput, sejak tadi belum dapat apa-apa, tanya kakaknya? Kenapa kaka menyusul, tanya udin. Ada berita dari kota. Ada surat dari paman, jawab maman. Apa isinya kak, kita disuruh kekota, paman dan bibi akan datang ke desa, paman mengirim uang untukku membeli buku, tanya udin. Bukan semuanya. Din, kau harus baik-baik memelihara kambing kita, rajin mencari rumput. Rajin membantu emak dan bapak. Mengupas ketela dan menjemurnya. Kau tak boleh nakal, sudah kelas lima, bukan. Itu pesan paman, tanya udin. Pasti kakak mengatakan bahwa aku tak rajin dan sebagainya.

Itu bukan pesan paman din. Itu pesan ku. Dari kejauhan ibunya datang den menegur, rupanya disini kalian berdua. Ayo pulang aku dibantu, pinta mamak. Ada surat dari paman mak, ucap maman. Apa isinya, tanya ibu itu. Aku diterima di smp, jawab maman. Jadi kau lulus tes kak? Kau akan sekolah di kota? Tanya udin. Ya dik, karena aku harus menambah ilmu, aku harus melanjuitkan pelajaran, menambah pengalaman sepoerti yang diajarkan bapak ibu guru, jawab maman. Kak, suatu ketika nanti aku akan melanjutkan sekolah kekota, kata udin. Lalu ibu mengajak mereka pulang. Udin berkata” tapi aku belum selesai merumput”. Nanti aku bantu, j awab maman.

SASTRA TRADISIONAL

1. Fabel Akibat Tidak Mau Mengalah

Oleh : Sabrur

Penerbit : Adicita Karya Nusa, Yogyakarta 2005

Sinopsis:

Pada suatu hari, dua ekor kambing bertemu di sebuah jembatan bambu yang menghubungkan dua tepi sungai yang lebar dan mengalir deras. Kedua kambing tersebut tak dapat berpapasan krena jembatan bambu itu terlalu sempit sehingga mereka harus bergantian menyeberang. Bul bul adalah nama kambing yang berwarna hitam sedangkan dompu adalag kambing yang berwarna putih. Keduanya terlihat sangat tergesa-gesa untuk mnyeberang jembatan itu dan tak ada yang mau mengalah. Si bul-bul hendak pindah keseberang sungai karena dia kelaparan dan ingin makan diseberang sungai. Tetapi dompu juga mempunyai niat untuk menyeberang karena sudah ditunggu temannya yaitu bogel yang mengajak bermain.

Tak ada yang mau mengalah diantra keduanya, alhasil keduanya pun saling ngotot dan akhirnya berakhir dengan perkelahian. Keduanya maju dan masuk kedalam jembatan, keduanya saling dorong padahal terdengar suara bambu patah dan jatuh ke sungai tapi tak ada satupun yang menghiraukannya. Akhirnya jembatan itu mulai bergoyang, kemudian patah. Alhasil; keduanya tercebur ke dalam sungai dan hanyut terbawa arus yang deras. Beruntung keduanya dapat selamat. Dompu meminta maaf pada bul buil karena kekserakahannya begitu pula bul bul meminta maaf kepada dompu. Inilah akaibat tak mau saling mengalah sehingga kitaberdua jadi begini, ucap bul bul.

2. Lahirnya Gatotkaca.

Oleh Dwi Prasojo S.

Penerbit: Yayasan Kawanku Jakarta, 1978

Kahyangan tempat para tinggal dewa sedang dilanda kekacauan yang disebabkan oleh sekipu patih dari raja raksasa Kala Naga Pracona yang mengamuk di kayangan karena lamaran dari rajanya untuk dewi supraba ditolak dewata Guru. Tak ada satupun dewa yang dapat menghentikannya. Lalu ewata guru berpikir bersama dewa-dewa lainnya dan muncullah jawaban yaitu penyelamat mereka adalag seorang bayi. Setelah itu dewa guru mengutus dewa narada pergi ke dunia mencari bayi tersebut dengan membawa senjata kunto yang akan dihadiahkan ke arjuna dan mengutus arjuna untuk membantu mencari bayi tersebut.

Dewa narada tahu bahwa arjuna tak pernah ada di istananya jika sedang tak bertugas. Maka dewa narada mencari arjuna di hutan dimana ia biasa bertapa. Setelah lama mencari akhirnya ia menemukannya. Ia memberikan pusaka itu pada pertapa yang disangklanya arjuna. Setelah menerima pusaka tersebut laki-laki itu yang tak lain adalah karna kakak seibu dari arjuna pun lari. Menyadari ia telah salah orang dewa narada pun mengejar dan terjadi saling rebut pusaka. Dewa narada lari setelah merasa mendapatkan pusaka tersebut dan karna pun juga lari setelah mendapatkan pusaka kunta. Samapi di tengah jalan dewa narada sadar bahwa yang dibawanya hanya sarung senjata tersebut. Dewa pun pergi ke negara amarta untuk meminta bantuan arjuna untuk merebut kembali pusaka kunta yang telah salah kirim.

Para keluarga pandawa sedang berkumpul menanti lahirnya cucu, keponakan, dan anak pertama dari bima. Ternyata bayi itu dapat lahir dengan selamat dan sang ibu arimbi dalam keadaan sehat. Tapi terjadi maslah yaitu tali pusar bayi tak dapat dipotong dengan senjata tajam bahkan pusaka para pandawa. Tiba-tiba datanglah dewa narada yang mencari arjuna dan kebetulan sekali bayi ajaib itu ditemukan. Tanpa banyak kata dewa memotong tali pusar anak itu dengan sarung kunto dan sarung itu masuk kedalam perut bayi itu.

Dewa berkata bayi ini bayi ajaib, akan menolong para dewa. Dqalam sekejap narada hilang beserta bayi tersebut. Pandawa bingung karena anak dari bima hilang. Siapa yang mencurinya. Lalu arjuna pun mengejar pencuri tersebut dan bertemu karna. Terjadi pertempuran dan tetapi karna melarikan diri karena ditarik oleh penasihat kala naga pracona. Ia berjanji akan membantu inang-inang sekarlaras menuju kayangan.

Arjuna pun prgi ke kahyangan untuk memastikan keponakannya berada di kayangan. Dewa narada sampai di kayangan dan langsung melemparkan begitu saja anak bima ke sekipu. Setiap sekipu menginjak dan menempeleng anak bima semakin bertambah besar dan sekipu mati digight oleh anak bima. Merasa curiga dengan patihnya yang lama tak kembali raja kala naga pracona menyusul ke kahyangan. Dia berhadapan dengan anak bima. Ternyata bayi itu kalah dan mati. Para dewa sedih dan mengheningkan cipta untyuik menghidupkan bayi tersebut. Tubuh bayi itu dilebur dengan semua logam termasuk emas dan permata. Akhirnya usaha dewa berhasil.

Bayi itu hidup lagi dan dsapat mengalahkan kala naga pracona. Setelah itu terjadi keributan antara arjuna dengan karna dan perkelahian mereka di lerai oleh para dewa. Senjata kunta memang jodohnya harus berada di tangan karna. Dewa berjanji arjuna akan diberi hadiah senjata yang tak kalah ampuh dari kunta. Mereka pun berpamitan pulang. Karena bayi itu sangat kuat maka oleh para dewa dinamakan gatotkaca.

3. Putrid Cantik dari Luwu, cerita rakyat Sulawesi selatan

Oleh Darto Singo

Diterbitkan oleh: PT. Pilar Karya Buana 1998

Sinopsis:

Zaman dahulu di tanah sulawesi hidup lah raja yang amat disayangi rakyatnya. Tapi sudah lama menikah tak dikarunia anak. Semua rakyat pun berharap hal yang sama yaitu agar raja dapat mempunyai keturunan. Doa rakyat di dengar tuhan, dan tuhan mengabulkannya. Tak lama sang permaisuri hamil. Beberapa bulan kemudian ia melahirkan bayi yang cantik.

Suatu hari saat putri itu dewasa timbullah penyakit aneh di kakinya yang gatal dan mengeluarkan darah. Baunya amis, seluruh tabib di negeri itu tak dapat menyembuhkannya. Kerajaan pun menjadi terganggu dan mengalami kemunduran karena keadaan putri. Para petinggi kerajaan memutuskan untuk menghanyutkan putri ke sungai.

Putri bersama pengikutnya membangun sebuah kerajaan baru yang diberi nama wajo sesuai dengan nama pohon tempat mereka mendarat. Sewaktu siang saat semua pekerja bekerja, putri melihat kerbau berkulit bule mengejar putri hingga masuk hutan dan putri pingsan. Kerbau itu menjilati tubuh putri dan hal itu terjadi berulang-ulang sampai putri sembuh. Tapi ada larangan tak ada seorang pun yang boleh memburu kerbau itu. Dan larangan itu pun di lakukan.

Pada suatu hari ada dua prajurit yang megaku pengawal putra mahkota kerajaan bone yang tersesat dalam hutan meminta bantuan kepada sang putri karena kehabisan makanan. Lalu diberilah mereka makanan untuk dibawa ke rombongannya. Mendapatkan pertolongan pangeran bone ingin bertemu untuk mengucapkan terima kasih. Dari pertemuan mereka tumbuhlah benih cinta di hati keduanya. Tak lama kemudian sang pangeran melamar tuan putri.

Lamaran itu pun diterima.sang ketua robongan berinisiatif membuka hutan untuk membuat jalan yang lurus menghubungkan dua kerajaan yang nantinya mempermudah pangeran mereka untuk mengantarkan perhiasan sebagai mas kawin. Akhirnya tiba waktunya mereka menikah dan mereka dapat hidup bahagia.

4. Tiga Ekor Kambing Pemberani(Norwegia)

Oleh: Dian Pratiwi

Diterbitkan oleh: PT. Andesreko Dinamika Jakarta, 1994.

Sinopsis:

Alam sekitar kita indah, tapi manusia sering merusaknya karena serakah. Dua ekor kambing kecil yang hidup di daerah itu makan dengan serakah lalu pada suatu hari tak ada makanan yang dapat ia makan. Sang ibu berkata ada banyak makanan di seberang sungai tapi itu berbahaya karena di sana ada buaya. Tapi dua ekor kambing yang kecil itu tak takut. Mereka mengajak kambing besar kesana.

Kambing terkecil menyeberang jembatan terlebih dahulu. Ia di tanya oleh sang buaya, siapa itu. Kambing kecil menjawab, aku kambing kecil. Akan keseberang untuk makan rumput. Lalu buaya berkata pergilah dan datang kemari setelah besar dan aku akan memakanmu. Hal itu terulang pada kambing kedua. Tapi pada kambing ketiga, kambing yang besar berakata pada buaya. Aku kambing besar. Akan kumakan engkau, ucap buaya.

Keluarlah, aku bawa kambing dua, kutikam engkau di perut dan di mata, ku bawa batu besar dua, kugempur badanmu, mati engkau seketika. Apa yang di ucapkan kambing besar itu dilakukannya, dan buaya tak dapat mengelak. Buaya itu mati karena kalah besar. Dan tiga ekor kambing itu senang hidupnya mendapatkan padang rumput baru. Mereka sudah tak lagi rakus karena makanan berlimpah.

5. Kucing dan Burung Nuri( India)

Oleh: Dian Pratiwi

Diterbitkan oleh: PT. Andesreko Dinamika Jakarta, 1994.

Sinopsis:

Seekor kucing bersahabat dengan burung nuri, erat sekali persahabatan mereka. Mereka ingin mempererat persahabatan dengan saling mengundang makan. Kucing pun mengundang makan burung nuri. Di rumah kucing dihidangkan hanyalah satu botol susu, semangkok ikan dan sepotong kue. Burung nuri tak mau mengambil makan itu. Di lain hari burung nuri jadi tuan rumah. Ia menyediakan masakan yang lezat-lezat, daging panggang, the, susu, serta kue dan buah-buahan. Semua itu untuk tamunya dan tuan rumah hanya memilih dua keping roti.

Kucing makan dengan rakus. Semua dihabiskan dan masih meras kurang, ia pun memakan burung nuri. Seorang nenek-nenek melihat hal itu dan memaki kucing yang tega memakan sahabatnya sendiri. Maka nenek itupun ikut di makannya. Di jalan setelah memakan nenek tiba iringan keledai, itupun juga dimakannya. Setelah itu kucing terinjak gajah yang membawa raja dan permaisuri, karena marah kucingpun memakan semuanya.

Di tepi desa kucing berjumpa dengan para tiram/kepiting. Tiram berkata minggir. Tapi kucing, menjawab aku makan kalian. Kedua tiram masuk kedalam perut kucing yang gelam tapi mereka masih bisa melihat. Permaisuri dan raja duduk di sudut dikelilingi para prajurit. Gajah-gajah sedang berdiri baris berdua-dua. Ada nenek-nenek dan burung nuri yang memegang dua keping roti.

Lalu tiram pun mengajak saudaranya untuk bekerja bersama memotong pperut itu agar bisa keluar. Alhasil perut itu terpotong dan semua isinya berlari keluar. Kucing yang rakus itupun mati.

FIKSI

1. Pasukan Arek

Oleh: Tamsir AS

Diterbitkan oleh: Pt Bina Ilmu Surabaya, 1994

Sinopsis:

Yusri dan kawan-kawannya diberi tugas oleh bapak guru mereka untuk mengawasi desa dari gerakan belanda. Pak guru yudha atau pak ye adalag guru mereka yang menjadi komandan gerilya digunung-gunung. Yusri ditunjuk sebagai komandan dalam regu kecil itu oleh pak ye. Tugasnya sebagai mata-mata orang gerilya. Yusri beserta teman-temannya yang bersenjatakan ketapel keluar masuk kampung untuk menyelidiki keadaan musuh dan melaporkannya ke pak ye.

Suatu hari terdengar kabar belanda akan menyerang dari tiga arah ke gunung tempat markas gerilya. Di lain pihak pak ye mengutus mak minah untuk menyampaikan pesan ke yusri. Tetapi mak minah tertangkap belanda. Mak minah yang menyamar sebagai penjual gethuk menyembunyikan surat kecil itu dalam gedung yang tercecer saat di siksa di jalan. Karena tak terbukti akhirnya mak minah di bebaskan.

Akhirnya mereka bisa bertemu dan surat itu masih aman. Yusri membaca surat itu dan ternyata gerilya akan menyerang dalkam minggu ini tepat bersamaan dengan belanda. Yusri memutuskan untuk naik gunung guna melaporkan bahwa belanda akan menyerang. Pak ye pun menyusun rencana setelah mendapat laporan yusri. Yusri diminta membantu dalam menanam bom tarik di jalan dekat markas yusri. Dan yusri harus memberi aba-aba saat kendaraan ketiga melewati boom-boom yang mereka tanam dengan menembakkan batu yang dibalut kain merah ke udara dengan mengguakan ketapelnya.

Hari yang dinanti pun datang. Boom meledak dan menghancurkan tank serta formasi barisan belanda. Belanda kalang kabut dan peperangan dimenangkan oleh pihak gerilya. Pada malam harinya gerilyawan mengadakan pesta kemenangan tapi yusri tak hadir karena ia sedang tidur di langgar dengan para anggotanya.

2. Perang Melawan Penjajah

Oleh: Mansur Samin

Diterbitkan oleh: Angga Putra Pertiwi Jakarta, 1995.

Sinopsis:

Siang itu rakyat kerajaan bora dalam keadaan was-was. Raja kerajaan sigi tertangkap belanda. Raja sigi adalah orang yang selalu menentang belanda. Sedangakan raja sigi adalah sahabat akrab raja bora. Raja bora bermaksud meminta belanda untuk melepaskan raja sigi. Raja bora pun pergi kekota palu. Sesampainya disana raja bora ditangkap dan salah satu prajuritnya berhasil melarikan diri.

Parjurit itu kembali kekampung dan melaporkan kepada tiga kesatria yang ditunjuk raja menggantikan raja sewaktu raja tak ada. Mendengar itu ketiga pemimpin sepakat untuk menyaipkan serangan balasan. Pasukan belanda kewalahan mengahadapi rakyat bora yang sangat menguasai daerahnya. Banyak prajurit belanda yang mati.

Untuk itu belanda membujuk sang raja boru untuk berdamai dan melepaskan raja tetapi raja harus memberi perintah kepada rakyatnya agar keluar dari hutan dan tak ada lagi perang. Belanda pun berjanji akan membebaskan raja sigi sahabat raja boru. Akhirnya rencana belanda berjalan dengan mulus. Semua rakyat keluar dari hutan dan menandatangani perjanjian damai.

Setelah perjanjian damai diadakan pesta di kediaman pemimpin belanda. Raja boru curiga kepada belanda jangan-jangan mereka menipu lagi. Ternyata benar, belanda menipu raja boru. Raja boru dan raja sigi diasingkan ke pulau jawa.

3. Menyusuri Kota Kuno

Oleh: Kusnin ASA

Diterbitkan oleh: PT. Rosda Jayaputra Jakarta, 1985

Sinopsis:

Guntur, irma bima, mega dan sofyan mengisi liburan sekolah dengan kemah di daerah dekat benteng kuno. Setelah mendirikan tenda pa uka guru mereka datang membawa temannya pak muhalis namanya. Ia adalah pengawas peninggalan sejarah di daerah itu. Pak muhalis mengajak anak-anak untuk masuk ke dalam benteng kuno yang ia jaga. Sesampainya di benteng pak muhalis menjelaskan disini dulu bekas kerajaan. Pak muhalis juga menjelaskan letak pasar, pelabuhan, dan lainnya.

Setelah itu malam tiba, mereka kembali ke tenda. Pak muhalis meneruskan ceritanya tadi siang mengenai sejarah tempat itu. Setelah larut malamn mereka pun pergi tidur. Malam harinya pak uka melihat sekelompok orang masuk ke benteng dan membawa pergi peninggalan-peninggalan sejarah. Pak uka, pak muholis dan anak-anak mengikuti jejak para pencuri itu.

Mereka kehilangan jejak dan para pencuri itu menghilang di sebuah rumah. Malam hari berikutnya mereka bermaksud memburu pencuri itu. Pengintaian dilakukan. Mereka menunggu dengan sabar para pencuri itu beraksi. Dan mereka menangkap mereka beserta barang bukti peninggalan-peninggalan sejarah yang mereka bawa. Mereka di serahkan kepada polsisi. Setelah kejadian anak-anak mendapatklan penghargaan dari pemerintah setempat atas keberanian mereke dalam menyelamatkan dan menjaga cagar budaya.

4. Sendang Pucakwangi

Oleh: Infantri Subarkah

Diterbitkan oleh: Balai Pustaka jakarta, 1996

Sinopsis:

Adi dan keluarganya adalah pendatang baru di desa Sendang Pucakwangi. Setelah beberapa hari mereka tinggal mereka pun ingin melihat sendang yang konon m,enjadi tempat tidak resmi berkumpulnya warga. Tapi diluar dugaan air sendang dimanfaatkan dengan tidak lazim. Digunakan untuk mencuci kerbau, digunakan untuk mandi, dan mencucui pakaian. Tempat itu jauh dari kata sehat.

Melihat hal itu adi terketuk hatunya untuk memperbaika sendang. Langkah awal yang ditempuh adalah dengan mengadakan penyuluhan ke warga sekitar tentang arti pentingnya kebersihan. Kemudian dilanjutkan penanaman dan perawatan tanaman di sekitar sendang agar mata air tak kering.

Dalam dua tahun terjadi perubahan. Penduduk meulai sadar dan mulai saling membantu dalam menjaga kelestarian sendang. Ternyata sendang itu juga di perhatikan pemerintah. Pemerintah berencana membangun sendnga itu untuk dikelola menjadi kolang renang alami sebagai obyek wisata. Dampaknya desa itu sekarang menjadi kota di tengah desa. Semua pendudukan dapat memperbaiki kehidupannya.

5. Harapan Seorang Guru

Oleh: rasyid Akbar.

CV. Karya Indah 1985

Sinopsis:

Gobed sore itu murung sekali. Ia tampak marah pada ayahnya. Ia dihukum karena nakal. Ayah gobed bernama pak sukri. Ia seorang guru sd. Melihat kelakuan anaknya yang nakal hatinya sangat sedih. Tapi pak sukri sangat menyayangi anaknya. Ia melihat hal lain dalam tubuh anaknya. Ia mempunyai bakat renang. Ia ingin menyekolahkan gobed dijakarta dan memasukkannya ke klub renang.

Di jakarta tinggal paman gobed. Ia masih kuliah. Rencananya gobed akan pindah ke jakarta bulan ini tapi di batalkan karena pamannya harus kkn ke gunung sumbing. Gobed tidak kecewa. Dia pun dapat bermain dengan teman-teman sebayanya. Ia juga akan menyelesaikan sekolah dan ujian didesanya. Hari berganti gobed tumbuh dewasa dan telah masuk smp.

Pada hari itu gobed mendapat masalah dan ia berkelahi dengan temannya. Ayahnya sangat kecewa dengan gobed. Ia sangat menyesal membuat ayahnya kecewa. Setelah kejadian itu ia bertekat untuk memperbaiki diri. Setelah ujian kelulusan smp diumumkan, gobed dapat memenuhi janjinya pada dirinya yaitu memperbaiki diri. Ia mendapat peringkat ke dua lulusan terbaik di sekolahnya.

Sebagai hadiah ia akan melanjutkan sekolah di jakarta. Setelah di jakarta gobed ikut seleksi atlir renang nasional dan ia rterpilih mewakili indonesia dalam lomba tingkat asia. Di babak final ia bisa mengalahkan perenang jepang yang tangguh. Kali ini ia membuat bangga pak sukri ayahnya. Tak Cuma itu ia juga membuat bangga bangsa ini dengan meraih medali emas.